Keselamatan Dalam Al-Qur'an dan Injil
Setiap orang yakin agamanya akan membawa kepada keselamatan,
tidak terkecuali apakah dia seorang Muslim atau seorang Kristen. Setiap orang
juga berhak mengklaim hanya agamanya saja yang dapat mengantarkan kepada
keselamatan. Muslim mengatakan hanya agama Islam yang akan membawa keselamatan,
sementara Kristian juga yakin hanya agama Kristen yang membawa keselamatan.
Tidak mungkin keduanya sama-sama membawa keselamatan, bukan? Lalu agama manakah
yang akan benar-benar membawa keselamatan? Islam atau Kristen? Yang anda harus
ingat, selamat atau tidak selamatnya seseorang bukan tergantung seberapa yakin
agamanya membawa keselamatan, tapi tergantung bagaimana kitab suci
masing-masing agama menjamin keselamatan. Berikut ini adalah keselamatan dalam
Al-Qur’an dan Injil.
Keselamatan Dalam Al-Qur’an
Allah SWT menyebut Al-Qur’an sebagai kitab wahyu (Al
Baqarah: 23), kitab yang diberkahi (Al An'aam: 92), kitab petunjuk dan penawar
(Fushshilat: 44), kitab cahaya (Asy Syuura: 52), kitab rahmat dan pelajaran (Al
'Ankabuut: 51), kitab yang mulia (Fushshilat: 41), dll. Dengan titel yang
demikian banyak, keterangan dalam Al-Qur’an tidak diragukan kebenarannya,
termasuk bagaimana Al-Qur’an menjelaskan tentang keselamatan. Menurut
Al-Qur’an, seseorang dapat selamat jika dia beriman (Islam) dan beramal saleh,
serta istiqamah dalam keislaman dan tidak mencampuri keimanan dengan
kesyirikan. Sebagaimana Allah SWT berfirman yang artinya,
Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang beriman
dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya
mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan
gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera. (Al
Hajj: 23)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam. (Ali 'Imran: 102).
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman
mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan
mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Al An'aam:
82)
Keselamatan Dalam Injil
Injil di percaya oleh orang-orang Kristen sebagai firman
Allah yang diilhamkan oleh Roh Kudus kepada para penulis. Walaupun demikian, di
dalam Injil, tidak ditemukan pernyataan Allah yang menyebut Injil adalah firman
dari-Nya. Juga tidak ditemukan pernyataan Allah yang menyebut Injil adalah
kitab wahyu, kitab petunjuk, kitab hikmah, kitab rahmat dan lain-lain
sebagaimana Al-Qur’an. Selain itu, Roh Kudus yang di percaya telah mengilhami para
penulis Injil, ternyata juga tidak pernah menyatakan Injil adalah Ilham
dari-nya. Para penulis dalam Injil juga tidak pernah menyatakan bahwa kitab
yang mereka tulis berasal dari Allah atau ilham Roh Kudus. Dari ketidakjelasan
asal-usul Injil seperti ini, kita temukan bahwa keselamatan menurutnya ternyata
tidak jauh beda dengan yang ada dalam Al-Qur’an. Menurut Injil, seseorang yang
ingin selamat maka ia harus percaya dan dibaptis (Markus 16:16).
Yang dimaksud percaya di sini adalah percaya kepada Allah sebagai satu-satunya
Tuhan (Markus 12:29) dan percaya Yesus sebagai utusan
Allah (Yohanes 17:8).
Selain iman, Yesus juga mensyaratkan untuk beramal
menjalankan hukum Taurat bagi mereka yang ingin memperoleh keselamatan (Matius
5:19, Matius 7:21, Matius 6:20). Jadi sangat tidak benar kalau dikatakan
keselamatan dalam Injil itu asal anda mempercayai Yesus sebagai Tuhan, di
salib, mati dan bangkit untuk menebus dosa manusia. Dalam Injil Yesus tidak
pernah menyebutkan demikian. Yesus yang menolak dirinya di sebut baik, apakah
mungkin Yesus menerima dirinya di sebut Tuhan? Selain itu, surga yang
ditawarkan oleh Yesus itu hanya untuk 144 ribu orang Israel (Wahyu 7:4,
Wahyu 14:1). Pintu surganya pun tertulis nama-nama suku Israel (Wahyu
21:12), yang artinya hanya orang Israel yang dapat masuk surga. Tidak
mungkin jumlah 144 ribu yang di sebut Wahyu 7:4 dan Wahyu 14:1 hanyalah kiasan,
karena penjelasannya yang demikian detail menyebut jumlah orang yang masuk
surga dari tiap-tiap suku Israel. Singkatnya, Surga dalam Injil itu eksklusif
hanya untuk bangsa Israel. Jadi kalau kafir Kristen pemuja Yesus yakin diri
mereka masuk surga, dari sekarang coba pikirkan mau masuk surga lewat pintu
yang mana? Itu saja!
Keselamatan di akhirat itu masuk surga. Dan surganya para nabi itu makan, minum, rumah tinggal, duduk berhadap-hadapan dalam perjamuan satu meja bersama Ibrahim (AS), Ishak (AS), dan Yakub (AS), Yesus (AS), dan Tuhan Bapa. Semua senang, bahagia, bergembira.
BalasHapusKristen tidak mau datang, walaupun diundang, dan meskipun dipaksa sekalipun, karena mereka berkeyakinan bahwa di surga itu mereka seperti malaikat. Kegiatannya hanya memuji tuhan mereka.