Konskuensi Ajaran Paulus
Tidak ada satupun orang-orang Kristen yang tidak mengenal
siapa Paulus Tarsus, satu dari sekian banyak tokoh Bible ini mendapat tempat
teristimewa di hati segenap umat Kristen. Bagaimana tidak, Paulus inilah
satu-satunya tokoh yang mengaku (lebih tepatnya ngaku-ngaku) rasul Yesus
Kristus yang mengabarkan Injil (yang katanya bukan berasal dari manusia) kepada
orang-orang non-Israel. Dari ajaran-ajarannya yang dapat dibaca di 13
kitab-kitab kirimannya tersebut agama Kristen berdiri. Berbeda dengan Yesus
Kristus yang mengabarkan Injil hanya kepada domba-domba tersesat dari bangsa
Israel, Paulus Tarsus justru mengabarkan Injil kepada non-Israel. Karena
perbedaan tujuan dakwah tersebut kita jadi bertanya-tanya, apakah yang menemui
Paulus tarsus benar-benar Yesus yang telah naik ke surga? Ataukah Iblis yang
menyamar sebagai Yesus? Bukankah tidak ada saksi dari kalangan rasul-rasul
Yesus lainnya yang melihat Paulus Tarsus di temui Yesus?
Agar ajaran yang dibawanya dapat di terima dengan baik oleh
orang-orang non-Israel, maka Paulus Tarsus kemudian berusaha menghapus hukum Taurat
dengan cara menafsirkan ulang hukum-hukum di dalamnya. Sebagai seorang Yahudi
yang pernah mempelajari Taurat, Paulus Tarsus tahu benar, bahwa Taurat dengan
hukum-hukum di dalamnya hanya diperuntukkan kepada orang-orang Israel dan
orang-orang non-Israel yang secara kebetulan hidup ditengah-tengah orang-orang
Israel, hukum-hukum Taurat yang ditafsir ulang di antaranya;
HUKUM TAURAT
Matius 5
17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk
meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk
meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum
lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan
dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah
hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada
orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan
Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah
hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
Yesus bukan datang untuk menghapus hukum Taurat melainkan
hanya mengenapinya, tapi Paulus malah berusaha menghapuskannya;
Roma 6:14 Sebab kamu
tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum
Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.
Roma 7:5 Sebab waktu
kita masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum
Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh kita, agar kita berbuah bagi maut.
Roma 7:6 Tetapi
sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi
dia, yang mengurung kita, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru
menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat.
HUKUM SUNAT
Kejadian 17:
9 Lagi firman Allah
kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau
dan keturunanmu turun-temurun.
10 Inilah
perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta
keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;
11 haruslah dikerat kulit
khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.
Allah telah memberikan perjanjian untuk selama-lamanya
kepada Abraham dan keturunannya yaitu kewajiban bersunat, tapi kemudian Paulus
menafsir ulang perjanjian Allah dengan Abraham ini dengan surat kirimannya,
yaitu;
Roma 4:
9 Adakah ucapan
bahagia ini hanya berlaku bagi orang bersunat saja atau juga bagi orang tak
bersunat? Sebab telah kami katakan, bahwa kepada Abraham iman diperhitungkan
sebagai kebenaran.
10 Dalam keadaan
manakah hal itu diperhitungkan? Sebelum atau sesudah ia disunat? Bukan sesudah
disunat, tetapi sebelumnya.
11 Dan tanda sunat
itu diterimanya sebagai meterai kebenaran berdasarkan iman yang ditunjukkannya,
sebelum ia bersunat. Demikianlah ia dapat menjadi bapa semua orang percaya yang
tak bersunat, supaya kebenaran diperhitungkan kepada mereka,
12 dan juga menjadi
bapa orang-orang bersunat, yaitu mereka yang bukan hanya bersunat, tetapi juga
mengikuti jejak iman Abraham, bapa leluhur kita, pada masa ia belum disunat.
13 Sebab bukan karena
hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia
akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman.
14 Sebab jika mereka
yang mengharapkannya dari hukum Taurat, menerima bagian yang dijanjikan Allah,
maka sia-sialah iman dan batallah janji itu.
1 Korintus 7:
19 Sebab bersunat
atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum
Allah.
Galatia 6:
15 Sebab bersunat
atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang
ada artinya.
Dari ayat-ayat di atas Paulus menyatakan sunat atau tidak
sunat tidak penting dan tidak ada artinya. Menjalankan Taurat menurut Paulus
juga tidak ada gunaya karena yang penting adalah iman dan mentaati hukum-hukum
Allah, padahal perintah sunat adalah salah satu dari hukum-hukum Allah.
Sunat rohani
Setelah menyatakan sunat tidak penting dan tidak ada
artinya, Paulus sekali lagi mengubah kewajiban sunat kulit katan menjadi sunat
rohani, sunat yang bahkan tidak pernah diajarkan Yesus...
Kolose 2:
11 Dalam Dia kamu
telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan
sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa,
Roma 2:
29 Tetapi orang Yahudi
sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam
hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan
dari manusia, melainkan dari Allah.
HUKUM HARAM
Allah dalam Perjanjian Lama mengharamkan memakan dan
menyentuh sebagian hewan, hukum ini dijalankan oleh segenap orang-orang Israel,
Im 11:4 Tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari yang
memamah biak atau dari yang berkuku belah: unta, karena memang memamah biak,
tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu.
Im 11:5 Juga pelanduk, karena memang memamah biak, tetapi
tidak berkuku belah; haram itu bagimu.
Im 11:6 Juga kelinci, karena memang memamah biak, tetapi
tidak berkuku belah, haram itu bagimu.
Im 11:7 Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku
belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu
bagimu.
Im 11:8 Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan
dan bangkainya janganlah kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu.
Im 11:26 yakni segala binatang yang berkuku belah, tetapi
tidak bersela panjang, dan yang tidak memamah biak; haram semuanya itu bagimu
dan setiap orang yang kena kepadanya, menjadi najis.
Im 11:27 Demikian juga segala yang berjalan dengan telapak
kakinya di antara segala binatang yang berjalan dengan keempat kakinya,
semuanya itu haram bagimu; setiap orang yang kena kepada bangkainya, menjadi
najis sampai matahari terbenam.
Im 11:28 Dan siapa yang membawa bangkainya, haruslah mencuci
pakaiannya dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam. Haram semuanya itu
bagimu.
Im 11:29 Inilah yang haram bagimu di antara segala binatang
yang merayap dan berkeriapan di atas bumi: tikus buta, tikus, dan katak menurut
jenisnya
Im 11:31 Itulah semuanya yang haram bagimu di antara segala
binatang yang mengeriap. Setiap orang yang kena kepada binatang-binatang itu
sesudah binatang-binatang itu mati, menjadi najis sampai matahari terbenam.
Im 14:4 maka imam harus memerintahkan, supaya bagi orang
yang akan ditahirkan itu diambil dua ekor burung yang hidup dan yang tidak
haram, juga kayu aras, kain kirmizi dan hisop.
Im 20:25 Kamu harus membedakan binatang yang tidak haram
dari yang haram, dan burung-burung yang haram dari yang tidak haram, supaya
kamu jangan membuat dirimu jijik oleh binatang berkaki empat dan burung-burung
dan oleh segala yang merayap di muka bumi, yang telah Kupisahkan supaya kamu
haramkan.
Im 27:11 Jikalau itu barang seekor dari antara hewan haram
yang tidak boleh dipersembahkan sebagai persembahan kepada TUHAN, maka hewan
itu harus dihadapkannya kepada imam,
Im 27:27 Tetapi jikalau itu dari antara hewan yang haram,
maka haruslah orang menebusnya menurut nilainya dengan menambah seperlima dan
jikalau tidak ditebus, haruslah dijual menurut nilainya.
Sedangkan Paulus malah tidak menganggap penting meninggalkan
yang haram, seperti ucapannya: “Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan
suatupun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur” (1 Timotius
4:4), padahal tidak ada seorang pun dalam Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru,
dari nabi hingga orang awam tidak ada yang demikian berani menentang hukum
Allah, demi diterimanya ajaran yang ia ajarkan kepada non-Israel, Paulus berani
menentang Allah, dari sini sebenarnya sudah dapat kita ketahui seperti apakah
si Paulus!
0 Response to "Konskuensi Ajaran Paulus"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik; menjawab atau menyanggah isi postingan. Komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.