Paus Yohanes XII
Paus Yohanes XII sangat merisaukan khalayak sehingga
dirumorkan bahwa doa-doa dipanjatkan dalam biara-biara, memohon kepada Tuhan
agar mempercepat kematiannya. Tidak ada dosa yang tidak dilakukan-atau tidak
ingin dilaksanakan- oleh Yohanes XII. Ia mengelola sebuah pelacuran di dalam
Gereja Santo Yohanes Lateran dimana ia menunjuk salah satu kekasihnya, Marcia,
sebagai pengelola. Ia meniduri kekasih ayahnya dan ibunya sendiri. Ia mengambil
cawan-cawan emas suci dari Gereja Santo Petrus untuk dihadiahkan kepada
kekasih-kekasihnya setelah menghabiskan malam-malam penuh gairah bersama
mereka. Ia membutakan mata seorang kardinal dan mengebiri kardinal yang lain
sehingga menyebabkan kematian. Para peziarah yang datang ke Roma beresiko
kehilangan persembahan yang mereka berikan kepada Gereja ketika paus ini
mencuri persembahan-persembahan itu untuk taruhan dalam perjudian. Dalam
acara-acara perjudian, Yohanes XII biasanya mengundang para dewa dan dewi
berhala untuk memberinya keberuntungan saat melemparkan dadu. Para wanita telah
diperingatkan untuk menghindari Gereja Santo Yohanes Lateran atau tempat-tempat
lain yang mungkin dilewati oleh Paus karena ia selalu berminat mencari
taklukan-taklukan baru. Tak lama kemudian, warga Roma menjadi begitu marah akan
tingkah laku Yohanes sehingga ia mulai takut nyawanya terancam. Reaksinya
adalah mencuri barang-barang berharga dari Gereja Santo Petrus dan melarikan
diri ke Tivoli, sekitar 27 kilometer (16 mil) dari Roma.
Yohanes XII telah melakukan terlalu banyak kerusakan
terhadap kepausan yang telah bergulir sejak kejahatan- kejahatan dan dosa-dosa para
pendahulunya, sehingga sebuah sidang istimewa dibuat untuk menghadapinya. Semua
uskup Italia dan enam belas kardinal serta para imam lainnya (beberapa datang
dari Jerman), berkumpul untuk memutuskan apa yang harus dilakukan terhadap anak
muda yang menakutkan, yang juga adalah paus mereka. Mereka memanggil para saksi
dan mendengar bukti-bukti di bawah sumpah dan akhirnya membuat sebuah daftar
yang semakin menambah catatan atas kelakuan-kelakuan negatif Yohanes yang
sangat mengerikan. Beberapa daripadanya ditulis secara garis besar dalam sebuah
surat yang ditujukan kepada Yohanes oleh Kaisar Roma Suci, Otto I dari Saxony.
Semua orang, para pastor dan juga rakyat jelata menuduh
Anda, Yang Mulia, atas pembunuhan, sumpah palsu, pelanggaran hal-halyang suci, inses
dengan sanak keluarga Anda, termasuk dengan dua saudari Anda dan menyembah,
seperti halnya berhala, Jupiter, Venus, dan iblis-iblis lainnya.
Paus Yohanes yang masih mengungsi ke Tivoli menanggapi Otto
dengan kedengkian yang menakutkan Roma. Bila sidang itu mengucilkan dirinya,
Yohanes mengancam, ia akan mengucilkan semua orang yang terlibat, membuat tidak
mungkin bagi mereka untuk merayakan Misa atau melakukan pentahbisan. Dalam
istilah Kristen, ekskomunikasi atau pengucilan berarti dikeluarkan dari Gereja,
kehilangan perlindungannya dan bahkan membahayakan jiwa yang abadi.
PEMBALASAN DENDAM YOHANES XII
Terlepas dari ancaman ekskomunikasi, Kaisar Otto tetap
membuang Yohanes dan seorang paus baru, Leo VIII, diangkat untuk mengisi
jabatan ini. Tentu saja Yohanes murka. Ketika akhirnya ia dapat kembali ke
Roma pada tahun 963 Masehi, dendamnya sudah melebihi ancamannya. Ia
membuang Paus Leo, namun bukannya melaksanakan ancaman ekskomunikasi, ia bahkan
menghukum mati atau memotongkan setiap orang yang turut serta dalam sidang
pengadilan terhadap dirinya. Yohanes menguliti salah seorang uskup, memotong
hidung dan dua jari dari seorang kardinal dan memutuskan lidahnya, dan
memenggal 63 anggota pemuka agama dan kaum bangsawan di Roma.
Lalu, suatu malam pada tanggal 14 Mei 964 Masehi, seluruh
doa yang dilambungkan untuk memohon campur tangan Tuhan untuk menyelamatkan
Roma dari paus iblisnya telah mencapai tujuan abadi. Seperti yang kelak
dideskripsikan oleh seorang uskup bernama Yohanes Crecentius dari Proteus, 'Sementara
ia menjalani hubungan gelap dan menjijikkan dengan seorang wanita Romawi, (Paus
Yohanes) terkejut melihat tindakan penuh dosa dari suami si wanita yang murka,
yang mengamuk, menghancurkan tengkorak kepalanya dengan sebuah martil dan
dengan demikian membebaskan jiwanya yang jahat ke dalam jangkauan Setan.'
(Sumber: Sejarah Gelap Para Paus)
0 Response to "Paus Yohanes XII"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik; menjawab atau menyanggah isi postingan. Komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.