Kanon Kitab Suci
Kitab Suci Perjanjian Baru terdiri dari dua puluh tujuh
buku, yang oleh kaum ortodoks yang menang dalam percaturan teologi di terima
sebagai kitab suci yang menyampaikan sabda Allah kepada umatnya. Ketika mulai
muncul, dengan Yesus historis itu sendiri, komunitas Kristen sudah memiliki
seperangkat tulisan yang mereka anggap suci. Yesus adalah orang Yahudi yang
tinggal di Palestina, dia menerima otoritas Kitab Suci Yahudi, teristimewa lima
buku pertama yang oleh orang Kristen disebut Perjanjian Lama (Kitab Kejadian,
Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan), yang kadang-kadang disebut hukum
Musa. Yesus menampilkan diri sebagai penafsir yang berwenag terhadap Kitab Suci
tersebut, dan dikenal oleh para pengikutnya sebagai seorang Rabbi (yang berarti
guru).
Setelah kematian Yesus, para pengikutnya terus mengagungkan
ajarannya dan mulai mengenakan kepadanya otoritas yang sama dengan otoritas
Musa. Tak sebatas ajaran Yesus, bahkan ajaran pengikut dekatnya pun diterima
sebagai pegangan, khususnya ajaran-ajaran yang kemudian ditulis dalam buku.
Tetapi, semakin bergulirnya waktu, semakin bayak tulisan yang muncul, yang
dikatakan juga ditulis oleh para rasul. Misalnya
kita memiliki lebih banyak
lagi surat Paulus daripada ketiga belas surat yang memakai namanya, yang kini
terdapat di dalam Perjanjian Baru. Bahkan mengenai surat-surat Paulus itu kini
para sarjana juga semakin yakinbahwa beberapa surat yang tertara di dalam
Perjanjian Baru itu pun tidak berasal dari Paulus. Mirip dengan itu, kitab
Wahyu Yohanes di muat di dalam Perjanjian Baru, tetapi tulisan-tulisan lain
yang juga berbicara mengenai ramalan tentang akhir zaman, misalnya Wahyu Petrus
dan Wahyu Paulus, tidak dimasukkan di sana.
Ada bayak Injil. Keempat injil yang ada dalam Perjanjian
Baru adalah tulisan-tulisan tanpa
keterangan nama penulisnya, dan baru abad kedua mereka disebut dengan nama
murid-murid Yesus (Matius dan Yohanes) dan nama teman-tema para rasul (Markus,
rekan Petrus; dan Lukas, rekan Paulus). Injil-injil lain muncul dan dikatakan
juga di tulis oleh para rasul. Di samping Injil Yudas yang baru saja kita
temukan itu, kita juga punya injil yang konon ditulis oleh Filipus dan oleh
Petrus, dua injil yang berbeda oleh Yudas tomas, saudara Yesus; satu injil oleh
Maria Magdalena, dan sebagainya.
Semua injil itu (termasuk surat-surat dan berbagai ramalan
tentang akhir zaman, dts) dikaitkan dengan para rasul, dan dikatakan
benar-benar mewakili ajaran-ajaran Yesus, dan semuanya dijunjung tinggi sebagai
kitab suci oleh orang-orang Kristen, atau oleh kelompok lain. Sejalan dengan
bergulirnya waktu, semakin banyak lagi tulisan yang bermuncul. Mengingat
simpang siurnya perdebadatan mengenai interpretasi yang tepat terhadap ajaran
Yesus itu, bagaimana kita mengetahui buku mana yang harus diterima?
Pendeknya, salah satu dari kelompok-kelompok Kristen yang
terlibat dalam pergulatan itu berhasil mendominasi yang lain. Kelompok ini
semakin banyak mendapatkan pengikut daripada lawan-lawannya, dan berhasil
menyingkirkan para pesaingnya ke pinggir arena. Kelompok inilah yang di
kemudian hari akan menetukan stuktur organisasi gereja. Dialah yang menentukan
rumusan iman yang mana yang akan didaras dan diwartakan. Dia pulalah yang
menentukan buku-buku mana yang diterima sebagai kitab suci. irenaeus termasuk
dalam kelompok ini. Demikian juga beberapa tokoh lain yan terkenal dikalangan
sarjana abad kedua dan ketiga masehi, seperti Justinus Martir dan Tertulianus.
Kelompok ini lalu di sebut “ortodoks”, yaitu “mereka yang memeluk ajaran yang
benar”. Begitu kemenangannya berhasil diamankan, kelompok ini menulis ulang
sejarah perkembangan urusan mereka itu---dan mengklaim bahwa pandangan yang
dipeluk oleh kelompok tersebut sudah sejak jauh hari sebelumnya merupakan
pandangan mayoritas komunitas Kristen, bahwa pandangan itu sudah sejak dulu
pandangan gereja-gereja apostolik dan pandangan para rasul, dan karena itu
rumusan iman dan keyekinannya mengakar secara langsung pada ajaran Yesus. Buku-buku
yang yang oelh kelompk itu diterima sebagai Kitab Suci menegaskan hal itu,
karena Mateus, Markus, Lukas dan Yohanes menceritakan kisah yang sudah sebegitu
akrab di telinga kelompok proto-ortodoks tersebut.
Apa yang terjadi dengan semua buku lain, yang menceritakan
versi kisah yang berbeda, yang karenanya disingkirkan dari kanon proto-ortodoks?
Beberapa diantaranya dihancurkan, tetapi sebagian besar lainnya musnah begitu
saja, atau lenyeap dimakan zaman. Kalaupun pernah terjadi, buku-buku tersebut
jarang sekali disalin ulang, karena paham yang termaktub di dalamnya di cap
bidah. Hanya dalam kelompok-kelompok Kristen kecil dan pinggiran---misalnya
kelompok kebatinan (atau kelompok ghostik), atau kelompok Kristen
Yahudi---tulisan-tulisan itu tetap dipertahankan. Desas-desus tentang berbagai
tulisan tersebut tesus beredar , tapi tak seorang pun yang yang scara khusus
mau dengan tekun menyimpan dan mewariskan dokumen-dokumen tersebut kepada anak
cucu mereka. Untuk apa menyimpannya kalau naskah-naskah itu berisi ajaran palsu
dan hanya akan menyesatkan? Lebih baik membiarkannya lenyap ditelan masa.
Dan begitulah yang terjadi. Ketika sudah usang, naskah-naskah
itu jarang sekali disalin ulang, dan akhirnya lenyap---sampai zaman modern
kita ini, ketika dalam beberapa
kesempatan yang langka, salah satu dari naskah-naskah kuno itu muncul lagi,
untuk mengingatkan kembali bahwa paham ortodoks itu bukan satu-satunya paham
yang hidup dalam komunitas Kristen abad kedua. Pada kenyataanya, ada perlawanan
sengit terhadap paham itu, suatu perlawanan yang misalnya terdapat dalam temuan
kita yang luar biasa belakangan ini, yaitu Injil Yudas. Inilah buku yang
menjungkirbalikkan teologi Gereja Kristen tradisional, dan membalikkan segala sesuatu yang pernah
diajarkan kepada kita mengenai hakikat kekristenan yan benar.
Catatan:
*Artikel di atas saya kutip dari sebagian komentar Bart D.
Ehrman, dalam buku “The Gospel of Judas”, hal
124-128.
* Bart D. Ehrman, PH.D., Guru besar luar biasa di pusat
studi James A. Gray, dan ketua kajian agama di University of North Carolina,
Chapel Hill, adalah seorang ahli menegenai gereja perdana.
0 Response to "Kanon Kitab Suci"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik; menjawab atau menyanggah isi postingan. Komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.