Menjadi Pengikut Yesus yang Sempurna
Ada dua cara pandang agama terhadap kehidupan dunia. Ada agama-agama yang memandang kehidupan dunia sebagai "musuh" kehidupan abadi di sorga atau nirwana dan ada pula agama yang memberikan porsi seimbang antara dunia dan kehidupan setelah mati (akhirat). Agama-agama yang memandang kehidupan dunia sebagai "musuh" memberikan aturan ketat bagaimana cara meninggalkan dunia. Bagi mereka kehidupan dunia adalah kotor, penyebab segala dosa. Ciri khusus agama-agama tersebut adalah dengan adanya sistem kerahiban di dalam agama tersebut. Hindu, Budha, Dan Kristen adalah contoh beberapa agama yang menurut saya sangat menekankan kehidupan setelah mati, sorga atau nirwana dibanding kehidupan dunia. Tapi dalam artikel ini saya akan membahas pandangan agama Kristen terhadap kehidupan dunia.
Tidak seperti dalam ajaran agama Hindu dan Budha yang dengan tegas menekankan perlunya menjalankan kelepasan, kelepasan diperoleh dengan cara melepaskan diri pada keinginan-keinginan yang tampak, sehingga sama sekali tidak berminat pada hal-hal duniawi atau di sebut Wairagya (Hindu) atau untuk menghilangkan penderitaan seseorang harus melenyapkan keinginan, agar
mencapai kebahagiaan/Nirwana (Budha). Dalam agama Kristen tidak tampak seperti itu, namun jika kita baca ajaran-ajaran Yesus dalam Perjanjian Baru, kita akan tahu, apa yang Yesus ajarkan tidak jauh berbeda dengan agama Hindu dan Budha. Ajaran-ajaran Yesus yang saya maksud dapat di baca dalam ayat-ayat di bawah ini;
Matius 19: 16-24
16 Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
17 Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah."
18 Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta,
19 hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
20 Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?"
21 Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
22 Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.
23 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
24 Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
25 Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"
26 Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin."
Ayat-ayat di atas menjelaskan pada kita sebuah kisah, datangnya seorang muda, kaya, dan yang telah menjalankan semua hukum Taurat, tetapi oleh Yesus di anggap belum sempurna sebelum menjual semua hartanya dan memberikannya kepada orang-orang miskin. Si pemuda merasa sedih karena hartanya banyak yang kemudian meninggalkan Yesus. Setelah itu Yesus berkata kepada murid-muridnya, bahwa seorang yang kaya sangat susah masuk surga bahkan jauh lebih mudah unta masuk kelubang jarum (bayangkan...).
Kristen menyatakan bahwa maksud ayat di atas adalah ujian kesetiaan si pemuda kaya kepada Yesus, dan bukan berarti orang yang ingin mengikuti Yesus harus memberikan semua hartanya kepada orang-orang miskin.
Saya sama sekali tidak sependapat dengan pernyataan Kristen di atas, karena jika kita baca baik-baik ayat 25 dan ayat 26, di mana murid-murid Yesus sangat gempar setelah mendengar penjelasan gurunnya, bahwa lebih mudah onta masuk ke lubang jarum dari pada orang kaya masuk ke dalam kerajaan Allah, pertanyaan murid-murid dan jawaban Yesus terhadap mereka, mengindikasikan bahwa murid-murid mengetahui dengan pasti ucapan Yesus terhadap orang muda dan kaya tersebut bukan sebagai ujian, melainkan sebuah kesempurnaan yang di tuntut Yesus agar dapat masuk ke dalam kerajaan surga. Hal ini didukung dengan adanya ayat yang menyatakan kerajaan sorga dipunyai oleh orang miskin.
Mat 5:3 "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Agama yang mengajarkan sorga hanya di dapat dengan cara meninggalkan dunia adalah ajaran irasional, karena mana mungkin manusia yang hidup di dunia harus meninggalkan dunia untuk dapat memperoleh sorga. Penafsiran berbeda atas ayat yang dengan jelas memerintahkan meninggalkan harta dunia adalah usaha tokoh-tokoh agama, agar agama yang mereka anut dapat diterima oleh masyarakat modern, khususnya orang-orang kaya.
0 Response to "Menjadi Pengikut Yesus yang Sempurna"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik; menjawab atau menyanggah isi postingan. Komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.