Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Bukti Injil Firman Allah

Kaum pemuja Yesus (Kristen) hanya mengenal Injil sebagai kitab yang dikarang oleh murid-murid Yesus, yang kemudian nama-namanya diabadikan sebagai nama dari Injil yang mereka karang. Mereka sama sekali tidak mengenal Injil selain itu. Nah, ketika Al-Qur’an menyebut Injil adalah kitab atau firman Allah Subhanahu wata’ala yang diturunkan atau diberikan kepada Nabi Isa ‘Alaihissalam atau Yesus, maka serta-merta mereka akan menolak keterangan Al-Qur’an tersebut, apalagi dalam Bibel Perjanjian Baru (Galatia 1:8-9) Paulus dalam suratnya mengutuk siapa pun yang memberitakan Injil yang berbeda dengan Injil yang ia beritakan, siapa pun, termasuk Malaikat dari Surga sekalipun.

Sebenarnya tidak terlalu sulit membuktikan kebenaran keterangan Al-Qur’an yang menyatakan Injil adalah kitab atau firman Allah Subhanahu wata’ala yang diturunkan atau diberikan kepada Nabi Isa ‘Alaihissalam atau Yesus. Pertama yang kita perlukan adalah harus memahami pola turunnya kitab atau firman Allah Subhanahu wata’ala. Turunnya kitab atau firman Allah Subhanahu wata’ala (khususnya yang pertama) bukan terjadi tatkala seorang Nabi atau calon Nabi sedang santai atau berleha-leha. Kitab atau firman Allah
Subhanahu wata’ala turun ketika Nabi atau calon Nabi telah mempersiapkan jiwa mereka, mensucikan hati dengan banyak beribadah. Persiapan seperti itu dilakukan oleh Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wasallam sebelum Allah Subhanahu wata’ala menurunkan tiga ayat pertama dari surah Al 'Alaq melalui Malaikat Jibril. Dalam hadis-hadis Shahih disebutkan, bahwa permulaan wahyu yang datang kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wasallam adalah melalui mimpi yang benar, terang seperti cahaya subuh. Kemudian kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wasallam dianugerahi kecintaan untuk menyendiri. Gua Hira kemudian menjadi pilihan tempat Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wasallam bertahannuts yaitu 'ibadah di malam hari dalam beberapa waktu lamanya. Gua Hira adalah sebuah gua yang terletak kira-kira 3.2 km dari Makkah, di atas sebuah gunung bernama Jabal al-Nour di wilayah Hijaz di Arab Saudi. Gua itu sendiri hanya berukuran panjang 3.7 m, lebar  1.60 m dan tinggi gua itu ialah 270 m. Dalam gua inilah Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wasallam pada satu malam di bulan Ramadhan di datangi Malaikat Jibril seraya menyampaikan firman Allah Subhanahu wata’ala.


Yang dilakukan Nabi Musa ‘Alaihissalam ketika hendak menerima Taurat tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wasallam. Ketika Nabi Musa ‘Alaihissalam telah berhasil membawa bangsa Israel keluar dari Mesir, Allah Subhanahu wata’ala memerintahkan Nabi Musa ‘Alaihissalam untuk bermunajat di gunung Sinai seorang diri. Mendekatkan diri, membersihkan hati dan jiwa dengan banyak ibadah serta berpuasa selama empat puluh hari empat puluh malam. Setelah Nabi Musa ‘Alaihissalam bermunajat empat puluh hari empat puluh malam, Allah Subhanahu wata’ala memberikan loh Taurat. Loh Taurat ini terdiri dari dua batu yang di atasnya tertulis sepuluh hukum dan perintah yang harus diajarkan kepada bangsa Israel. Dalam versi Bibel Perjanjian Lama, Nabi Musa ‘Alaihissalam menghancurkan Loh Taurat yang baru diperolehnya dan harus bermunajat kembali untuk mendapatkan Loh Taurat yang baru.

Munajat yang pernah dilakukan Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wassalam dan Nabi Musa ‘Alaihissalam ternyata juga pernah dilakukan oleh Yesus di dalam Bibel Perjanjian Baru. Walaupun tidak ada keterangan jelas dalam Bibel Perjanjian Baru bahwa Yesus menerima kitab atau loh seperti Nabi Musa ‘Alaihissalam, namun dengan adanya ayat yang mengisahkan Yesus juga bermunajat seperti halnya Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wassalam dan Nabi Musa ‘Alaihissalam, dapat disimpulkan bahwa Yesus juga menerima kitab atau firman Allah Subhanahu wata’ala. Ayat-ayatnya dapat anda baca dibawah ini:

Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. (Matius 4:1-2)

Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes. Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Lalu terdengarlah suara dari sorga: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan." Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun. Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis. Ia berada di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia. Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"  (Markus 1:9-15)

Penjelasan Matius 4:1-2 dan Markus 1:9-15 di atas adalah sebagai berikut:

Suatu hari Yesus datang untuk dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Pada saat Yesus selesai dibaptis, Roh turun kepada Yesus dan membawanya ke padang gurun seorang diri, untuk mengasingkan diri bermunajat dengan berpuasa empat puluh hari empat puluh malam sebagaimana pernah dilakukan Nabi Musa ‘Alaihissalam sebelum menerima Loh Taurat dari Tuhan. Di padang gurun itu pula Yesus di uji kesabarannya oleh Iblis. Baru setelah Yohanes Pembaptis ditangkap, Yesus memberitakan Injil Allah, mengajak bertobat dan beriman terhadap Injil yang diperolehnya setelah bermunajat di padang gurun. Pada ayat lain, Yesus dalam doanya kepada Tuhan berkata, bahwa firman dari Tuhan (Injil) yang telah ia terima sudah disampaikan oleh Yesus dan telah diterima oleh umatnya yang beriman. Doa Yesus tersebut dapat anda baca sendiri dalam Bibel Perjanjian Baru, tepatnya di Yohanes 17:8-26.

Jadi sangat tepat apa yang telah diinformasikan oleh Al-Qur’an, bahwa Injil adalah kitab atau firman Allah Subhanahu wata’ala yang diturunkan, diberikan atau diwahyukan kepada Nabi Isa ‘Alaihissalam. Injil bukanlah kitab karangan yang ditulis setelah Yesus terangkat, yang dikarang oleh orang-orang yang kemudian diatas-namakan murid-murid Yesus agar kitab-kitab Injil karangan tersebut diakui otoritasnya. Injil adalah firman Allah Subhanahu wata’ala yang disampaikan atau diwahyukan kepada Nabi Isa ‘Alaihissalam.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bukti Injil Firman Allah"

Posting Komentar

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik; menjawab atau menyanggah isi postingan. Komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.