Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Menggenapi dan Membatalkan Taurat

Kafir Kristen pemuja Yesus menganggap Yesus dan ajarannya menggenapi hukum Taurat dan kematian Yesus di atas kayu salib membatalkan hukum Taurat. Saya masih kurang mengerti, untuk apa Yesus menggenapi hukum Taurat jika kemudian akan membatalkannya juga? Bukankah sia-sia saja Yesus menggenapi hukum Taurat dengan ajaran-ajarannya, jikalau kemudian dia sendiri yang akan membatalkannya dengan jalan mati di kayu salib? Saya melihat ada sebuah kesalahan dalam cara kafir Kristen pemuja Yesus menafsirkan ayat. Dalam Injil Matius Yesus berkata, “Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi (Matius 5:18). Bagi saya ayat ini sudah cukup jelas, tidak perlu penafsiran yang melelahkan untuk dapat mengerti maksudnya. Pada ayat tersebut Yesus berkata bahwa hukum Taurat tidak akan ditiadakan sebelum lenyap langit dan bumi. Maksudnya, hukum Taurat akan terus berlaku terhadap bangsa Israel sampai langit dan bumi lenyap, sampai kiamat tiba. Yang menjadi kunci dari kesimpulan ini adalah frase “sebelum semuanya terjadi”. Frase “sebelum semuanya terjadi” pada ayat tersebut merujuk pada lenyapnya langit dan bumi di awal ayat. Tanpa penjelasan seperti ini pun saya yakin anda sudah mengerti, karena anda bukan orang bodoh yang tidak mengerti bahasa Indonesia.

Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi (Matius 5:18). Ayat ini sudah cukup jelas menyebutkan hukum Taurat berlaku sampai kiamat. Yesus datang hanya untuk menggenapi hukum Taurat, bukan untuk meniadakannya. Tetapi oleh kafir Kristen pemuja Yesus, ayat tersebut ditafsirkan menyimpang. Menurut penafsiran kafir Kristen pemuja Yesus, yang di maksud dengan frase “sebelum semuanya terjadi” adalah matinya Yesus di kayu salib. Untuk mencapai kesimpulan seperti ini, mereka mencocokkan frase “sebelum semuanya terjadi” di Matius 5:18 dengan ayat-ayat dari Injil Matius lainnya yang terdapat frase “semuanya terjadi”. Di antaranya adalah Matius 1:22, 21:4, 24:6, 26:54, 56. Menurut mereka, frase tersebut sering digunakan oleh Matius untuk sesuatu yang terjadi sebagai penggenapan nubuat. Oleh karena frase “semuanya terjadi” sering digunakan oleh Matius untuk sesuatu yang terjadi sebagai kegenapan nubuat, maka frase “sebelum semuanya terjadi” yang ada dalam Matius 5:18 juga mereka sebut sebagai sebuah penggenapan dari nubuat. Dengan penafsiran yang melelahkan dengan mengutip banyak sekali ayat-ayat dalam Perjanjian Baru, mereka sampai pada kesimpulan bahwa penggenapan nubuat dari frase “sebelum semuanya terjadi” pada Matius 5:18 ini adalah matinya Yesus di kayu salib. Masih ada satu ganjalan dalam hati. Jika memang benar yang di maksud “sebelum semuanya terjadi” pada Matisu 5:18 adalah matinya Yesus di kayu salib, lalu untuk apa di awal ayat Yesus menyebut lenyapnya langit dan bumi sebagai batas dijalankannya hukum Taurat? Pikirkanlah itu!

Kafir Kristen pemuja Yesus mengetahui bahwa Yesus menyebut dirinya bukan datang untuk meniadakan hukum Taurat, tetapi hanya menggenapinya saja (Matius 5:17). Mereka juga tahu kalau Yesus juga menyatakan bahwa satu iota pun dari hukum Taurat tidak akan dihapuskan sebelum lenyap langit dan bumi (Matius 5:18). Tetapi di ayat lain Paulus justru mengatakan, “sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera(Efesus 2:15). Yesus mengatakan hukum Taurat berlaku sampai lenyap langit dan bumi, sementara Paulus mengatakan hukum Taurat berlaku sampai dengan matinya Yesus. ini bertentangan, kecuali jika seandainya Yesus mati bersamaan dengan lenyapnya langit dan bumi. Kafir Kristen pemuja Yesus ingin mendengarkan ajaran Yesus, tetapi tidak dapat mengabaikan begitu saja ajaran Paulus. Dengan sekuat tenaga mereka berusaha untuk membuat kedua ajaran terlihat serasi dan tidak bertentangan. Mereka menafsirkan ucapan Yesus di Matius 5:18 agar tidak bertentangan dengan ucapan Paulus di Efesus 2:15. Usaha keras kafir Kristen pemuja Yesus untuk menafsirkan ucapan Yesus di Matius 5:18, ternyata hanya untuk membuat ajaran Paulus di Efesus 2:15 dapat di anggap benar, sedangkan ajaran Yesus mereka buang jauh-jauh ke belakang. Ajaran Paulus yang seharusnya mereka tafsirkan agar tidak bertentangan dengan ajaran Yesus, bukan sebaliknya. Kalau perlu buang saja jauh-jauh ajaran Paulus kalau ajaran itu bertentangan dengan ajaran Yesus. Masak ajaran Yesus yang mereka anggap Tuhan kalah dengan ajaran Paulus.

Menurut keyakinan kafir Kristen pemuja Yesus, perintah hukum Taurat sudah tidak berlaku lagi karena Yesus telah membatalkannya dengan mati di kayu salib. Tetapi ternyata tidak semua perintah hukum Taurat dihilangkan dalam agama Kristen. Perintah hukum Taurat yang masih ada dalam agama Kristen di antaranya adalah:

1. Perpuluhan

Perpuluhan adalah persembahan yang diberikan kepada imam karena dedikasi mereka kepada urusan keagamaan dan juga pelayanan mereka. Ada beberapa ayat dalam Bible Perjanjian Lama yang menjelaskan tentang persembahan persepuluhan, seperti: Abraham memberikan persembahan persepuluhan kepada imam agung Melkizedek (Kejadian 14:20). Juga menjadi dikatakan bahwa persembahan tersebut adalah sebanyak sepersepuluh (1 Samuel 8:15; 1 Samuel 8:17), yang menjadi suatu ekspresi akan pengakuan bahwa semua berkat berasal dari Tuhan (Kejadian 28:22). Dan peraturan ini juga ditegaskan di dalam kitab Imamat 27:30. Sepersepuluh juga dapat berupa hasil bumi (Imamat 27:30), hasil ternak (Imamat 27:32); persembahan kepada Tuhan (2 Tawarikh 31:6). Dan akhirnya dipertegas di kitab Maleakhi 3:6-12, di mana di ayat 10 dikatakan “Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.”

Perpuluhan masih di praktekkan di gereja-gereja Kristen, padahal itu bersumber dari hukum Taurat yang kata mereka sudah dibatalkan dengan matinya Yesus. Harusnya mereka konsisten dengan ajaran agamanya sendiri. Jika memang hukum Taurat sudah dibatalkan dengan matinya Yesus, mengapa perpuluhan yang berasal dari hukum Taurat masih ada dalam agama Kristen? Kenapa tidak di hapus saja?!

2. Paskah

Paska, atau Passover dalam bahasa Inggris, berasal dari kata Ibrani, Pesah. Kitab Suci menghubungkan kata itu dengan akar kata psh, yang artinya ‘timpang/ melangkahi/ melewati’ (lih. 2 Samuel 4:4),  1Raja 18:21). Dalam tulah terakhir kepada bangsa Mesir, Allah melangkahi/ melewati rumah-rumah yang melakukan persyaratan Paska (Keluaran 12:13,23,27). Di luar asal usul kata, bagi bangsa Israel, nampaknya perayaan pesah, awalnya dirayakan oleh para gembala, yang mengurbankan hewan muda mereka, dengan harapan mereka agar kawanan hewan gembalaan bertumbuh subur. Perayaan pesah ini kemudian digabungkan dengan satu perayaan lain, yaitu perayaan Roti tidak beragi, sebuah perayaan agrikultur/ pertanian yang baru mulai dirayakan setelah bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan. Perayaan ini dikaitkan dengan perhitungan minggu, dan dilakukan selama seminggu (Kel 23:15; 34:18), dari satu Sabat ke Sabat berikutnya (Keluaran 12:16, Ulangan 16:8; Imamat 23:6-8). Perayaan panen, ditetapkan pada tujuh minggu setelah perayaan Roti tidak beragi (Imamat 23:15; Ulangan 16:9). Kemudian kedua perayaan tersebut, Paska dan Roti tidak beragi, yang sama-sama dirayakan di musim semi, digabungkan menjadi satu. Perayaan Paska yang sudah ditetapkan pada bulan purnama, tidak diubah, dan perayaan Roti tidak beragi disertakan pada perayaan tersebut, dan untuk dirayakan selama 7 hari (lih. Imamat 23:5-8). Tradisi kitab-kitab Musa (Pentateukh) menghubungkan perayaan Roti tidak beragi (Keluaran 23:15; 34:18; Ulangan 16:3) atau Paska (Ulangan 16:1 dan 6), atau baik Paska dan Roti tidak beragi (Keluaran 12:12-39), dengan dibebaskannya bangsa Israel dari Mesir. Kedua ritus kedua perayaan tersebut digabungkan dalam kisah Eksodus bangsa Israel.

Paskah memang berasal dari hukum Taurat yang berada dalam Perjanjian Lama. Tuhan sendiri yang memerintahkan Musa untuk mengadakan perayaan Paskah. Tradisi Paskah kemudian diteruskan oleh orang-orang Kristen dengan mengubahnya agar sesuai dengan keinginan mereka. Padahal kata mereka hukum Taurat sudah dibatalkan dengan matinya Yesus di kayu salib, lalu untuk apa mereka masih saja merayakan Paskah? Ini artinya mereka tidak konsisten dengan doktrin yang ada dalam agama mereka sendiri.


Itulah dua hukum Taurat yang masih dipertahankan oleh Gereja sampai pada saat ini, padahal mereka katakan bahwa hukum Taurat telah dihapuskan dengan matinya Yesus. mereka tidak konsisten dengan ajaran Paulus, padahal demi untuk membenarkan ajaran Paulus tentang hukum Taurat, mereka rela untuk tidak mendengarkan ajaran Yesus. Artikel ini spesial saya terbitkan untuk menyambut perayaan lahirnya dewa matahari, yang sedianya akan di peringari oleh kafir Kristen pemuja Yesus di seluruh dunia, tanggal 25 Desember esok hari.        

Subscribe to receive free email updates:

10 Responses to "Menggenapi dan Membatalkan Taurat"

  1. bener, sy juga berpendapat seperti anda. apa yg sudah jelas apa maksudnya ayat tersebut pasti ditafsir oleh orang kristen pdhal nggak perlu ditafsir, anak sd pun tahu maksud ayat itu tanpa pemikiran yg melelahkan, memang nyeleneh banget mereka -_-

    BalasHapus
  2. Yesus menggenapi tp paulus membatalkan
    Jdi pusing pala gue

    BalasHapus
  3. Puji Tuhan ada muslim yang mau membahas masalah Matius 5:17-19 ini
    Anda mengatakan bahwa taurat masih berlaku hingga saat ini. Ya benar, Taurat berlaku sampai saat ini. Hukum mana yang berlaku? "Kasihilah Allahmu dan Kasihilah sesamamu" itulah hukum taurat yang berlaku sampai saat ini. Bukan lagi 613 tetek bengeknya, melainkan Hukum Taurat dipahami sebagai Sebuah Hukum "Kasih".

    Oke saya akan bahas mulai dari ayat 17,
    Disana sudah jelas bahwa Yesus datang untuk memenuhi atau menggenapi (Plerosai) Hukum Taurat dan Kitab Para Nabi. Artinya, tuntutan 613 hukum taurat dan nubuatan mengenai Dia sudah diseleesaikan oleh tindakanNya.
    Ayat 18, anda sering terkecoh dengan istilah "selama belum lenyap langit dan bumi" dengan menafsirkannya sebagai keadaan Kiamat. Tidak, itu salah. Anda tidak memahami Budaya Yahudi dengan bahasa mereka yang rumit. Arti dari ayat 18 adalah bahwa Satu Iota atau Keraia dari Kitab Taurat dan Para Nabi tidak akan dihapuskan atau diabaikan, sampai penggenapan terjadi,dan penggenapan itu akan dilakukan sebelum lenyap langit dan bumi ini.
    Ayat 19, Oleh karena itu, Umat Percaya dari bangsa Yahudi dan Non Yahudi tidak boleh menghapus satu titik hukum taurat, malahan kami dituntut untuk melakukan dan mengajarkannya. Bukan mengajarkan dengan tafsiran lama dari Midrash, melainkan dengan Tafsiran baru oleh Penggenapan yang Yesus lakukan 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yesus memang mengatakan pada hukum mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama manusia tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para Nabi. Tetapi itu bukan berarti dengan hanya melakukan kedua hukum tersebut tidak perlu menjalankan hukum Taurat. Kafir Kristen pemuja Yesus keliru memahami ayat tersebut. Mereka beranggapan kalau sudah melakukan kedua hukum tersebut berarti hukum-hukum lainnya di dalam Taurat tidak perlu dilakukan.

      Menggenapi hukum Taurat bukan berarti membatalkan hukum Taurat. Jika yang dimaksud menggenapi hukum Taurat adalah membatalkan hukum Taurat, apa gunanya Yesus di awal mengatakan tidak akan meniadakan hukum Taurat. Kafir Kristen pemuja Yesus keliru karena ucapan Paulus di Efesus 2:15, sehingga menganggap penggenapan yang dimaksud oleh Yesus adalah matinya di kayu salib.


      Matius 5:18 itu ayat sudah jelas bahwa hukum Taurat tidak ditiadakan selama belum lenyap langit dan bumi. Ayat yang sudah jelas maknanya ini disimpangkan makna agar sesuai dan tidak bertentangan dengan Efesus 2:15. Yesus tidak pernah mengatakan penggenapannya akan menghapus hukum Taurat dan kitab para Nabi. Yang mengatakan penggenapan Yesus membatalkan hukum Taurat dan segala ketentuannya adalah Paulus, yang menganggap matinya Yesus sebagai penggenapan.

      Hapus
    2. Sekalipun penggenapan Yesus ini maksudnya adalah matinya Yesus di kayu salib, penggenapan ini tidak boleh meniadakan atau membatalkan hukum Taurat, karena dalam Matius 5:17 Yesus mengatakan tidak datang untuk meniadakan atau membatalkan hukum Taurat.

      Hapus
    3. Matius 18:3 (TB) lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

      tdk ada penebusan dosa asal,anak kecil gak punya dosa dijamin sorga,artinya penggenapan di kayu salib menebus dosa itu BOHONG,itu ajaran Paulus Roma 5

      Hapus
  4. Jurus jungkir balik ala debater Kristen,putar puter seperti gasing tak masalah walau harus berbantahan sgn kitabnya sendiri

    BalasHapus
  5. https://youtu.be/EB8WurxHZhg

    BalasHapus
  6. separo di pake yang menurut dia
    mengutungkan
    separo di buang
    yang menurut dia merugikan.

    BalasHapus
  7. Si Paul ini memang bermasalah otaknya, lihat saja yang dikatakanya di : 1 Korintus 1:25 . "Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah a dari Allah lebih kuat dari pada manusia."

    BalasHapus

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik; menjawab atau menyanggah isi postingan. Komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.