Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Paus Benediktus IX

Benediktus IX lahir sekita tahun 1012 dari sebuah keluarga yang berkecimpung di bidang politik, militer, dan kepausan. Dua pamannya telah mendahuluinya untuk menjadi Paus Benediktus VIII dan Paus Yohanes XIX, dan ayahnya, Alberic III, yang bergelar Count Tusculum, adalah pria yang cukup berpengaruh untuk mengamankan Singgasana Santo Petrus bagi Benediktus ketika ia berusia sekitar dua puluh tahun. Tak dapat dipungkiri bahwa Benediktus adalah salah satu paus termuda yang pernah ada, dan ia ditempatkan cukup tinggi di dalam pertaruhan-pertaruhan yang merisaukan. Benediktus diperikan sebagai 'yang berpesta dalam kehancuran moral' dan 'Iblis dari Neraka dalam samaran pendeta'. Ia pun dituduh melakukan 'banyak perzinahan busuk dan pembunuhan'. Paus berikutnya, Viktor III, menuntutnya dengan tuduhan 'perkosaan, pembunuhan, dan tindakan-tindakan lain yang sangat keji'. Kehidupan Benediktus, lanjut Paus Viktor III, 'begitu keji, curang dan buruk sehingga memikirkan saja saya gemetar'. Demi hukuman yang setimpal, Benediktus juga dituduh karena homoseksualitas dan bestialitas.

Benediktus berkuasa dengan lemah. Musuh-musuhnya telah memaksanya keluar dari Roma pada tahun 1036 dan sekali lagi pada 1045 ketika ia menjual kepausannya seharga 680 kologram emas kepada bapak baptisnya, John Gratian, Uskup dari Santo Yohanes Lateran yang kemudian menjadi Paus Gregorius VI. Pembayaran itu telah mengeringkan kekayaan Vatikan begitu hebatnya sehingga pada waktu itu, tidak ada cukup dana untuk membayar tagihan-tagihan kepausan. 

Setelah menyelamatkan dirinya, Benediktus menjalani hidup penuh kesenangan dan kemewahan dalam salah satu kastilnya di negeri itu. Ia berencana untuk menikah tetapi wanita yang ia pilih, seorang sepupu jauh, menolaknya. Hanya dalam beberapa bulan, Benediktus kembali ke Roma, mencoba untuk mendapatkan kembali singgasananya. Ia gagal dan diusir oleh para bangsawan yang murka pada tahun 1046. Upaya lainnya mendapat perlawanan yang sama, dan Benediktus akhirnya dibuang pada tahun 1048. 

Pada tahun 1049, Benediktus dituduh melakukan simoni, tetapi gagal tampil di pengadilan untuk menjawab tuduhan-tuduhan tersebut. Sebagai hukumannya, ia diasingkan. Setelah itu, Benediktus seperti hilang dari catatan-catatan. Tanggal yang tepat dari kematiannya tetap tidak diketahui. Kematiannya mungkin terjadi pada tahun 1056 ketika ia sedang bersiap meluncurkan upayanya yang baru untuk memperoleh singgasana kepausan. Tanggal lain dari kematian Benediktus adalah tahun 1056 ketika ia seperti menyesali dosa-dosanya yang begitu banyak, dan meninggal sebagai orang yang bertobat di Biara Grottaferrata, Bukit Alban, sekitar dua puluh kilometer (dua belas mil) sebelah tenggara Roma.    


(Sumber: Sejarah Gelap Para Paus)

0 Response to "Paus Benediktus IX"

Posting Komentar

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik; menjawab atau menyanggah isi postingan. Komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.