Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Sumber Kesesatan Teologi Kristen

Berdasarkan penelitian historis, Yesus berbicara dalam bahasa Aramiyyah di Palestina, begitu juga dengan sebahagian besar orang Yahudi. Ini wajar sebab bahasa Aramiyyah ialah lingua franca (bahasa percakapan sehari-hari masyarakat Yahudi di Palestina) pada zaman Yesus. Akan tetapi dalam hal tulis-menulis, bahasa Yunani lah yang dominan digunakan. Gereja di kemudian hari mengkanon  dan menggunakan kitab Injil (Perjanjian Baru) berbahasa Yunani yang lebih dominan dan lebih banyak dipakai dari pada Injil-Injil berbahasa Aramiyyah. Adaptasi bahasa yang digunakan oleh Yesus (Aramiyyah) ke bahasa Yunani telah berdampak buruk terhadap tafsir gereja atas ucapan Yesus, terutama masalah teologia. Gereja seharusnya memilih kitab berbahasa Aramiyyah sesuai dengan bahasa yang digunakan Yesus dan murid-muridnya agar tepat dalam menafsirkan ucapan-ucapan Yesus. Dibawah ini adalah contoh kesesatan teologi Kristen yang dibangun dari tafsir kitab Injil berbahasa Yunani;


1.  Yesus adalah Allah

Aku dan Bapa adalah satu (Yohanes 10: 30)

Ayat di atas sebenaranya adalah kata kiasan yang diucapkan Yesus, ini dapat dengan mudah kita ketahui apabila kita membaca bukan hanya potongan ayat Yohanes 10: 30 di atas, melainkan membaca konteks cerita mulai dari ayat 23 sampai dengan ayat 30. Bukan hanya Kristen saja yang salah paham dengan kata kias yang diucapkan Yesus, tapi juga orang-orang Yahudi yang saat itu mendengar ucapan Yesus. Yahudi menyangka Yesus menghujad Allah dengan cara menyamakan dirinya dengan-Nya (Yohanes 10: 33). Kristen kemudian mengikuti kesesatan Yahudi tersebut dengan beranggapan tidak mungkin Yesus dilempari batu oleh orang-orang Yahudi jika Yesus tidak menyamakan dirinya dengan Allah, padahal orang-orang Yahudi terdorong untuk melempari Yesus dengan batu karena kesalah-pahaman mereka terhadap ucapan Yesus.

Berbeda cara tafsir kita dengan cara tafsir Kristen, Kristen memberikan penjelasan; Bahasa Yunani Perjanjian Baru menggunakan tiga kata yang diterjemahkan dengan satu yaitu εις - HEIS (maskulin), μια - MIA (feminin), dan εν - HEN (netral). Kata bilangan satu, dua, tiga, dan seterusnya menggunakan bentuk maskulin, HEIS, DUO, TREIS, TETTARES, PENTE, dan seterusnya. Jika ada nomina yang feminin, maka akan digunakan MIA, DUO, TRIA, TETTARA, tetapi tidak digunakan untuk menghitung secara berurutan, melainkan menerangkan kuantitas nomina yang feminin. Baik bentuk maskulin maupun feminin dapat diadakan operasi penambahan dan pengurangan. Kata εις - HEIS yang maskulin dan μια - MIA yang feminin ini dapat dibandingkan dengan kata Ibrani יחיד - YAKHID atau kata Arab WAHID. Sebaliknya εν - HEN yang netral senantiasa berhubungan dengan hakekat, natura, tidak pernah merujuk kepada satu oknum atau satu pribadi. Kata ini dapat pula dibandingkan dengan kata Ibrani אחד - 'EKHAD atau kata Arab 'AHAD (Esa).

Yohanes 10:30 dari segi kaidah bahasa Yunani, menyatakan bahwa Yesus dan Bapa memiliki satu Dzat, satu Hakekat yaitu Allah. Konteks kata satu εν - HEN untuk ayat diatas menunjukkan pernyataan Yesus adalah Allah, yang "satu" sama hakekat dengan Bapa yang dipertegas dengan pernyataan "εν εσμεν - hen esmen". Kata Yunani εσμεν - esmen dalam Yohanes 10:30 adalah "to be" dalam modus indikatif, pernyataan fakta.

Yesus berkata-kata menggunakan bahasa Aramiyyah kepada orang-orang Yahudi, sangat mustahil orang-orang Yahudi memahami ucapan Yesus sebagaimana Kristen memahami ucapan Yesus dari Injil berbahasa Yunani, sehingga orang-orang Yahudi melempari Yesus dengan batu. Kesesatan Kristen seperti di atas tidaklah mungkin terjadi apabila Gereja menggunakan Injil bahasa Aramiyyah dalam membangun teologi mereka.


2.  Trinitas

Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, (Matius 28: 19)

Bagi kita yang awam pasti akan bingung dengan penafsiran Kristen pada ayat Matius 28: 19 di atas. Ayat tersebut sangat jelas menyebutkan adanya tiga oknum, yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus, akan tetapi sama sekali tidak menyebutkan kesatuan ketiganya. Lalu bagaimana mungkin ayat tersebut dapat dijadikan dalil dogtrin Trinitas?

Cara Kristen menafsirkan Matius 28: 19 bukan dengan cara menafsirkannya dari terjemahan bahasa indonesia, melainkan menafsirkannya dari bahasa Yunani. ...baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (Matius 28: 19), kata ‘nama’ dalam kitab yunani adalah ONOMA (bentuk tunggal), bukan ONOMATA (bentuk jamak).

Teks kitab bahasa yunani demikian:

Textus Receptus (TR) : πορευθεντες ουν μαθητευσατε παντα τα εθνη βαπτιζοντες αυτους εις το ονομα του πατρος και του υιου και του αγιου πνευματος
Translit interlinear, poreuthentes {pergilah} oun {karena itu} mathêteusate {jadikanlah murid (-Ku)} panta {semua} ta ethnê {bangsa-bangsa} baptizontes {kalian baptiskanlah} autous {mereka} eis {di dalam} to onoma {nama, noun - accusative singular neuter} tou patros {Bapa} kai {dan} tou huiou {Putera} kai {dan} tou hagiou {Kudus} pneumatos {Roh}

Yang ditafsirkan oleh Kristen dari kedua ayat di atas sesungguhnya bukanlah menafsirkan perkataan Yesus, melainkan menafsirkan perkataan, ide dan tulisan penulis Injil.


Selain itu, Matius 28:19 ternyata ayat palsu, karena Sebab sesungguhnya Kitab Matius fasal 28 selesai hanya sampai ayat 15, yang ditutup dengan kalimat sebagai berikut: "Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan cerita ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini."

Pusatkanlah perhatian anda pada kata-kata dengan garis bawah di atas: cerita ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini. Ini adalah rangkaian kata penutup yang lazim digunakan untuk mengakhiri sebuah cerita! 

Ide Trinitas rupanya berasal dari seorang pemimpin gereja yang bernama Quintus Septimius Florens Tertullianus, atau Tertulianus (155–230). Tertulianus  lahir dan dibesarkan dari keluarga pagan yang sedikit-banyak pasti mempengaruhi ide-idenya.

Subscribe to receive free email updates:

24 Responses to "Sumber Kesesatan Teologi Kristen"

  1. Sdr. Bileam ybk! Bahasa Aram dipakai oleh orang Yahudi di Palestina itu sejak bangsa Yahudi ditaklukan dan dijadikan tawanan di Babel di antara tahun 587 s/d 538 Seb.M. selama lebih dari 40 thn berada di Babil ya pantas orang Yahudi memakai bahasa Aram. Tp saat mereka kembali dari Babel thn 538 Seb. M. mereka kembali memakai bhs Ibrani. Dari 36 kitab Perjanjian Lama milik orang Yahudi, hanya 2 kitab yg ditulis dalam bahasa Aram. Lalu orang Yahudi dijajah lagi sejak abad ke-4 seb M s/d abad ke-2 seb. M. oleh bangsa Yunani lalu sejak abad ke 2 seb. M. s/d kira2 abad ke 6 M. dijajah oleh Romawi. Kedua bangsa penjajah ini tidak memakai bahasa Aram tetapi bhs Yunani dan Latin. Bagaimana mungkin sdr mengatakan bahwa bahasa Aram menjadi lingua franca pada masa kehidupan Yesus di awal tahun Masehi?????? Anda mengatakan bahwa seharusnya bahasa Aram yang dipakai dalam penulisan kitab Injil. Siapa yang bisa baca tulisan Aram sementara orang sedang menggunakan bahasa Yunani? Jangan mengatakan sesuatu itu sesat tanpa tahu sejarah.

    BalasHapus
  2. Sebagian besar orang Yahudi di zaman Yesus dan sesudahnya menggunakan bahasa Aram sebagai bahasa percakapan sehari-hari. Jadi kalau pun Injil di tulis dalam bahasa Aram, orang-orang Yahudi tentu bisa membacanya.

    BalasHapus
  3. Sdr Bileam,

    Kapan Injil ditulis dalam bahasa Aram? Itu mah ucapan kamu yang pinter ngarang.

    BalasHapus
  4. Kamu tahu tidak, kalau pengarang Injil Matius dan Injil Markus mengutip ucapan Yesus dalam bahasa asli (Aram) tanpa menterjemahkannya ke dalam bahasa Yunani? Jika pengarang Injil Matius dan Injil Markus bisa mempertahankan ucapan Yesus berbahasa Aram ke dalam Injil karangan mereka yang berbahasa Yunani, bukankah sangat mungkin dari ratusan Injil, ada beberapa Injil yang di tulis dalam bahasa Aram?

    Ucapan Yesus yang saya maksud adalah

    Matius 27:46 Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

    Markus 15:34 Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?," yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

    Buka Link ini http://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=sabakhtani&version=tb

    BalasHapus
    Balasan
    1. Injil itu setara dengan hadits. Yang berisikan kisah2, cerita2 nabi di waktu itu, bukan berisikan sepenuhnya firman Allah....
      Sudah banyak campur tangan manusianyaa, dikarenakn banyak kontradiksi ayat didalamnya

      Hapus
    2. INJIL bermakna KABAR-BAIK atau KABAR-GEMBIRA
      Kabar-baik lebih cenderung kepada nuansa NARASI , yaitu uraian peristiwa berbentuk NARASI lengkap dengan Firman Tuhan + suasana lingkungan pada TEMPAT KEJADIAN PERKARA.

      Isi kitab alquran juga tidak 100% firman alloh-swt...
      Contoh:
      qs 27:91 Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.

      ayat alquran di atas itu adalah perkataan muhamamad, mustahil bisa dibantah :D

      Hapus
    3. Adanya kata ganti orang pertama tunggal (aku) di sana bukanlah berarti bahwa ayat itu merupakan ucapan Nabi Muhammad saw. Itu adalah firman Allah swt yang Nabi Muhammad saw diperintahkan-Nya untuk mengatakannya.

      Hapus
    4. Tidak ada keterangan secuilpun kalau muhammad diperintah mengatakan itu....
      Kalaupun muhammad diperintahkan mengatakan itu, tetap saja itu adalah perkataan muhammad yang keluar dari tenggorokan muhammad, betul?
      Jadi : qs 27:91 adalah bukan firman alloh-swt, tapi 100% perkataan muhammad....fakta yang tak terbantahkan.

      Ayat alquran di bawah ini juga dipastikan bukan firman alloh-swt:

      qs72:11 Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.


      Hapus
    5. Sha-Sha mengatakan tidak ada secuil pun keterangan yang Nabi Muhammad SAW diperintah mengatakan itu, padahal Allah telah menjamin apa yang terucap dari lisan Nabi hanyalah wahyu yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW; Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya) (An Najm: 4). Tetapi bagi orang-orang kafir seperti Sha-Sha, ayat tersebut tidak berarti apa-apa. Dia pasti akan menolak ayat tersebut sebagai firman Allah dan mengatakan ayat tersebut juga kata-kata Nabi Muhammad SAW untuk membenarkan kenabiannya sendiri. Pada dasarnya, orang-orang kafir memang tidak beriman terhadap kenabian Muhammad SAW, jadi apa pun yang keluar dari lisan Nabi Muhammad SAW dikatakannya berasal dari beliau sendiri.

      Salah satu bukti kebenaran Al-Qur’an sebagai firman Allah, terdapat sebuah ayat yang menantang siapa pun yang meragukan Al-Qur’an untuk membuat satu surat yang semisal Al-Qur’an; Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolong mu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar (Al Baqarah: 23). Jika Al-Qur’an hanyalah berasal dari Nabi Muhammad SAW, beliau tidak akan berani membuat tantangan semacam itu, karena itu sama saja dengan bunuh diri. Sebab di zaman beliau hidup, banyak orang-orang Arab yang memiliki kemampuan untuk membuat syair-syair yang indah. Apakah dengan penjelasan semacam ini orang-orang kafir seperti Sha-Sha akan beriman? Tentu saja tidak! Mereka akan mencari-cari alasan untuk tetap KAFIR.

      Hapus
    6. Bahkan dalam Al Quran Allah menceritakan bahwa kamu bawakan bukti kebenaran atau tidak sama bagi mereka orang2 kafir itu tidak akan beriman bahkan jika orang2 yg telah mati hidup dan malaikat turun kebumi menceritakan Siapa tuhan sebenarnya dan bagaimana manusia seharusnya, orang2 kafir itu tetap juga tdk akan beriman. Begitulah hati orang2 kafir telah membatu, padahal batu sesungguhnya juga akan retak jika dialiri air terus menerus ribuan tahun

      Hapus
  5. Pake otak aja dah, yesus menyebarkan ajaran di israel pke bahas ibrani, muridnya pun pke bahasa ibrani. Si paulus aja pas yg katanya di datengin yesus trus diajak ngomong pake bahasa ibrani...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tuhan Yesus selagi masih tinggal di Bumi memakai berbagai macam bahasa sekaligus:

      1. Untuk urusan sehari-hari Tuhan Yesus menggunakan bahasa ARAM
      2. Untuk mengajar RAKYAT-JELATA yaitu orang Yahudi kelahiran Palestina ,Tuhan Yesus menggunakan bahasa ARAM juga
      3. Untuk mengajar di dalam rumah ibadah Sinagog, Tuhan Yesus menggunakan bahasa Ibrani atau bahasa Yunani
      4. Untuk berbicara dengan pejabat Romawi di pengadilan Romawi , Tuhan Yesus menggunakan bahasa Latin

      Hapus
  6. Keadaan bangsa Yahudi pada masa Yesus mirip keadaan bangsa Indonesia pada masa penjajahan Jepang...pada masa itu masyarakat menggunakan bahasa campuran...dari bangsa penjajah selain bahasa ibunya....mereka menggunakan bahasa melayu yang terkadang tercampur dengan bahasa belanda dan bahsa jepang...
    Demikian yang terjadi pada masa Yesus Kristus hidup di Bumi... juga menggunakan bahasa campuran...mereka menggunakan bahasa Aram dan bahasa Yunani dalam percakapan sehari-hari...dimana bahasa Ibrani digunakan hanya sebagai bahasa keagamaan karena hanya orang-orang terpelajar yang masih menguasainya...sedangkan bangsa yahudi kebanyakan sudah tidak menguasai lagi bahasa ibunya itu...hal itu terjadi akibatkan politik yang diterapkan penguasa Babelonia dalam usaha mencabut akar budaya bangsa-bangsa jajahannya...supaya mereka tidak memberontak...Sedangkan politik yang diterapkan Romawi justru kebalikan dari politik yang dietrapkan pendahulunya...
    Terlepas dari semua latar belakang sejarahnya...Injil yang dikanon adalah Injil yang terakurat yang dipilih dari antara banyak injil-injil yang beredar pada abad pertama dan abad ke dua...sehingga tidak mudah seorang Tertulianus dengan sengaja mengubah atau menambahkan tulisan pada Injil Matius...
    Disamping itu alasan yang lain adalah bahwa Kanon PB terjadi antara tahun 150-180 masehi...sedangkan Tertulianus hidup antara tahun 155-230 Masehi...sehingga adalah tidak masuk diakal bila pada usia kurang dari 25 tahun seorang Tertulianus mempunyai kewibawaan untuk menambahkan perikop penutup (Mat.28:16-20) kepada Injil Matius...Dan Tertulianus memperkenalkan istilah "Trinitas" pada tahun 196 Masehi, dimana kanon PB telah ditetapkan lebih dari sepuluh tahun... pasal 28:16-20 sudah ada dalam Injil Matius dan dihafal dua-tiga generasi orang Kristen...

    BalasHapus
    Balasan
    1. BtW yesus sdh pernah megang blm alkitab yg sekrng orng kristen baca dan dibawa kegereja. Klo yesus blm pernah megang apalagi ngebaca yaa... brarti yg mengajarkan isi alkitab yg sekrng ini bkn yesus dong yg ngajarin... yesus klo baca alkitab bible orng kristen reaksinya gimana ya? Emang yesus bisa bahasa inggris? Kursus dimana yesus?

      Hapus
  7. tidak adak penjajah di muka bumi ini yang memaksa hanya satu bahasa saja yg digunakan, apalagi dimasa romawi walau bahasa yunani sbg bahasa nasional, namum
    faktanya bahasa aram ibrani arab etc masih saja dipakai oleh penduduk msg wilayah.
    Mengatakan hanya satu-satunya bahasa yunani yg dipakai di wil romawi termasuk wil yudea adalah merupakan upaya gereja dlm pembentukan opini

    BalasHapus
  8. tidak adak penjajah di muka bumi ini yang memaksa hanya satu bahasa saja yg digunakan, apalagi dimasa romawi walau bahasa yunani sbg bahasa nasional, namum
    faktanya bahasa aram ibrani arab etc masih saja dipakai oleh penduduk msg wilayah.
    Mengatakan hanya satu-satunya bahasa yunani yg dipakai di wil romawi termasuk wil yudea adalah merupakan upaya gereja dlm pembentukan opini

    BalasHapus
  9. Ya itulah bukti jelas bahwa Alkitab bukan kitab suci yg dijaga kesuciannya oleh Allah. Bahasa pastinya saja tidak ada yang tahu. Masih banyak kontroversi.

    BalasHapus
  10. Ya itulah bukti jelas bahwa Alkitab bukan kitab suci yg dijaga kesuciannya oleh Allah. Bahasa pastinya saja tidak ada yang tahu. Masih banyak kontroversi.

    BalasHapus
  11. Kayaknya bukan soal bahasa yang jadi awal penyesatan tapi orangnya. Paulus mau dakwah ditengah yahudi dengan bilang Isa anak tuhan. Apa gak ngamuk orang yahudi dengan omongan begitu? Ngomong Isa adalah mesias saja yahudi sudah ngamuk dan mau nyalib Isa apalagi Isa anak Yahweh. Sampai Talmud saja nyebut Isa sebagai anak haram, edan dan segala sumpah serapah lainnya. Karena gak mungkin paulus nyari sheeple di komunitas yahudi, ya improvisasilah dia nyari sheeple di kalangan gentile. Masalahnya, semua gentile penganut pagan dengan tuhan ini dan itu. Apa gak mumet si gentile dengan paham monoteis yahudi?? Makanya paulus (atau gereja??) improvisasi lagi bikin plesetan filsafat 1+1+1=1. Ya supaya rada rada mirip dengan pagannya si gentile dan mereka gak ragu menjadi pengikut gereja paulus. begitu banyak improvisasi yang dibuat paulus dkk membuat ajaran asli Isa gak karuan lagi. Sampai para bule di eropa sana banyak yang percaya Yesus dan Kristus itu adalah dua tokoh yang berbeda. Satu nyata satu fiktif. Satu bicara begini yang lain bicara begitu. Dan jangan heran kalau injil harus ngikut dengan dogma dan doktrin gereja paulus. Kalau gak disusupi ayat, ditambah tambahi, diplesetkan terjemahannya, direvisi, dibuat edisi ini itu. Dan jangan heran akibat improvisasi nyelonong itu kristen ini pegang injil ini, kristen itu pegang injil itu. Semuanya berdasar pikiran dan kemauan mereka sendiri, seharusnya inilah injil yang benar dan tulen sambil nyebut dalam hati injil sekte lain itu palsu atau setidaknya gak asli lagi. Kesalahan dua ribu tahun yang gak bisa lagi diobati.

    BalasHapus
  12. Sudah jelas bible itu karangan para paulus , ya plg perkataan yesus juga cuma sedikit . Jelas ya agama kristen itu sesat karena kristen itu hanyalah buatan manusia belaka buktinya didalam alkitab pun yesus tdk pernah mengatakan bahwa dia yg mewahyukan alkitab utk org kristen. Terus juga kalian merayakan natal tgl 25 desember memang ada perintah dari yesus seperti itu. Sudah jelas mana agama yg benar dan yg salah tetapi mata kalian lah yg tertutup utk menerima kebenarannya. Memang pada dasarnya org yahudi dan nasrani tdk akan mungkin mempercayai setiap perkataan yg diucapkan oleh allah swt dan rasulnya.semoga bagi semua org kristen bisa mendapatkan hidayah dari allah supaya ditunjukan mana yg benar dan yg salah. Amiiiiin

    BalasHapus
  13. Percuma aja lah. Kritik Alkitab.Kritik Yesus. Kritik orang kristen. Buat apa ? Dan belum tentu informasi yg didapat itu benar.sudah di publikasikan. Perdebatan seperti ini ga ada habisnya..kebenaran sepertinya sdh tdk absolut lagi. Sudah banyak orang kepinteran. Kalau punya hubungan baik dengan Tuhan. pasti akan terlihat tindakannya. Ngga usah hakimi agama lain dehh...

    BalasHapus
  14. Ketika kitab mngajar kan sesuatu yg rancu menurut akal sehat , maka ktab tersebut tidak layak untuk diikuti.. Ketuhanan yang maha esa = 3 dalam 1.. Bisakah dipahami.. Diblenderkah tuhan yg memiliki 3 bahan mnjadi satu yg bisa mnimbulkan berbgai macam rasa.. ( 3 pribadi yg berbeda dalam 1 tuhan ).. / 100% tuhan 100% manusia ,maka itu bkanlah esensi esa yg sejati.. Atau pngjaran soal penebusan dosa oleh TUHAN yg hrus mati karna dosa yg dilakukan manusia kepada TUHAN itu sendiri bgaimna fikiran dpt menerima jka Tuhan harus mati karna mahluknya sendiri..atau ajaran alkitab tentang penebusan dosa bkankah hal tersebut tidak mendidik manusia untuk bisa bertanggung jawab, pkoknya aman aj meskipun bnyak dosa ga bkal msuk neraka toh TUHAN sudah MATI disalibkan buat mnebus dosa pengikutnya..

    BalasHapus
  15. Sebagai penghargaan saya, postingan ini bagus. Ini menjadi pertanda baik bagi orang Kristen bahwa ada yang peduli dan mau mengenal kebenaran di dalam Yesus Kristus. Jangan berhenti di tengah jalan karena semua yang dilakukan akan menjadi sia-sia. Teruslah menyelidiki kebenaran itu, karena kebenaran itu tidak didapatkan hanya sekali dalam seumur hidup.
    Sebagai komentar untuk postingan ini, saya hanya mengatakan bahwa sesungguhnya TUHAN itu tidak dapat diselidiki. Bagaimana mungkin ciptaan yang hidup dapat menyelidiki penciptanya. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah keharusan suatu ciptaan yang hidup mengenal siapa penciptanya. Untuk mengenal penciptanya, apakah ciptaan tidak dibolehkan berpikir dan mencari siapa penciptanya? Apakah mungkin ciptaan diciptakan oleh yang bukan penciptanya?
    Karena itu, bagi umat Kristen mengenal siapa penciptanya adalah sesuatu yang sangat penting.

    BalasHapus
  16. Dalam pengajaran Kristen yang benar, kehidupan manusia di Perjanjian Lama adalah keberadaan manusia yang masih mencari penciptanya, berusaha dengan kekuatan dan akalnya untuk berhubungan dengan penciptanya. Tetapi di Perjanjian Baru, nubuatan para nabi di Perjanjian Lama digenapi. Yaitu TUHAN yang menjelma menjadi manusia (Yesus) datang untuk menyelamatkan umat-Nya dari hukum dosa. Hal itu dikarenakan manusia berusaha untuk menyelamatkan dirinya sendiri dan segala macam cara dilakukan demi menyelamatkan dirinya. Dampak yang diakibatkan adalah berujung kepada kemunafikan, keegoisan, kejahatan, bahkan penyimpangan hukum TUHAN. Oleh karena itu, konsep keselamatan dalam pandangan manusia pada masa itu menggiring mereka untuk melakukan dosa yang semakin bertambah-tambah. Itulah hukum dosa yang mengikat dan menjadikan manusia sebagai budak atau hamba dosa. Karena hukum dosa, hubungan manusia dengan TUHAN terputus. Dosa adalah penghalang bagi manusia untuk mendekatkan diri kepada penciptanya. Itulah yang menjadi alasan mengapa harus TUHAN sendiri yang bertindak untuk menyelamatkan umat-Nya. Bagi orang Kristen, tindakan TUHAN yang demikian adalah bukti bahwa Ia mengasihi ciptaan-Nya.

    Ada pertanyaan, mengapa bukan seorang nabi saja yang berasal dari keturunan manusia yang diutus oleh TUHAN untuk menyelamatkan umat-Nya?
    Jawabannya adalah, karena manusia tidak dapat menyelamatkan manusia. Manusia yang berasal dari manusia yang diutus oleh TUHAN adalah terbatas. Faktanya di Perjanjian Lama, nabi TUHAN seringkali ditolak oleh ciptaan-Nya sendiri. Karena apa yang disampaikan oleh nabi TUHAN bertentang dengan kemauan ciptaan-Nya. Hal itu dikarenakan sebagian besar manusia di bumi telah dikuasai oleh si Iblis, sehingga mempengaruhi manusia untuk melawan TUHAN. Tidak heran jika seorang nabi tidak dipedulikan ketika berbicara untuk menegor manusia. Oleh karena itu, peran besar seorang nabi hanyalah sebagai penubuat. Menubuatkan bahwa keselamatan manusia adalah dari TUHAN sendiri.

    Apakah mungkin secara langsung TUHAN datang ke bumi dalam rupa dan bentuk-Nya yang asli? Tentu tidak. Oleh karena itu TUHAN Yang Maha Kuasa menjelma menjadi manusia. Sama seperti manusia, untuk menunjukkan betapa kasihnya dan cintanya kepada manusia yang Ia ciptakan sehingga Ia rela mengorbankan diri-Nya sebagai korban keselamatan untuk seluruh umat manusia. Dengan demikian manusia tidak lagi mengandalkan usahanya sendiri untuk menyelamatkan dirinya, dan tidak ragu akan keselamatan di dalam dirinya.

    Manusia melakukan kebaikan selama hidupnya adalah bentuk syukurnya kepada TUHAN karena ia telah diselamatkan. Bukan sebaliknya yaitu melakukan kebaikan untuk diselamatkan.

    Saya sengaja untuk menjelaskan tentang ajaran Kekristenan dengan bahasa sederhana. Sebaiknya lebih dahulu untuk memahami dasar-dasarnya. Jika tidak, bagaimana mungkin makanan keras dapat dimakan oleh bayi?

    Sesuatu yang sulit yang membuat kamu bingung itu adalah wajar. Tetapi jika kesulitan itu menuntun kamu kepada kebodohan, perhatikanlah apakah kamu sudah melewati dasar-dasarnya tahap demi tahap?

    Saya cukup tahu banyak tentang Islam, tetapi apakah saya harus mengatakan secara langsung untuk menyatakan kesalahan-kesalahan yang ada di dalam ajaran Islam? tentu tidak. Karena saya harus melewati tahap demi tahap untuk membuktikan pernyataan saya tersebut. Saya cukup sabar untuk melihat postingan seperti ini. Itu membuat saya tertawa melihat seorang pakar teologi Islam yang radikal yang sudah berusia hampir 70 tahun terdidik lebih daripada seorang ustad yang saya ketahui, malah membongkar secara terang-terangan apa yang sebenarnya di dalam Islam itu berdasarkan bukti dan fakta sejarah yang ada. Namun semua yang terjadi, saya berusaha berpikir positif. Mungkin beliau kurang minum kopi, sehingga terkadang berpikir melampui batas. Salam damai, Indonesia damai.

    BalasHapus

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik; menjawab atau menyanggah isi postingan. Komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.