Menjawab Apologi Kristen (2): Balada Yesus dan Buah Ara
Tentu sangat membanggakan bagi kita, ternyata banyak juga
Muslim-Muslimah yang sudah banyak memahami teologi dan ajaran agama Kristen.
Kritik yang biasanya dilakukan hanya satu arah agama Kristen kepada agama
Islam, kini sudah tidak lagi. Muslim-Muslimah sekarang tidak hanya sekedar
menjawab kritik, melainkan juga mampu memberikan kritik. Sebagian kritik yang
diberikan oleh saudara Muslim-Muslimah kepada Kristen telah banyak mendapat
jawaban dari mereka yang beragama Kristen, namun tidak semua jawaban Kristen
yang mendapat tanggapan dari saudara-saudara kita. Melanjutkan posting saya
dahulu dalam menanggapi apologi Kristen (baca di sini), kali ini saya akan menanggapi lagi apologi
mereka, selamat membaca…
Matius 21:19 Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi
ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja.
Kata-Nya kepada pohon itu: "Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!"
Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu.
Matius 21:20 Melihat kejadian itu tercenganglah
murid-murid-Nya, lalu berkata: "Bagaimana mungkin pohon ara itu
sekonyong-konyong menjadi kering?"
Markus 11:13 Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah
berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada
pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain
daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara.
Dalam ayat-ayat di
atas, dapat dengan mudah memberikan kesan kepada siapa saja yang membacanya,
bahwa Yesus adalah orang yang tidak memiliki akhlak mulia, emosional, dan
egois. Apa dosa pohon ara yang tak berbuah? Bukankah Yesus dikaruniai
mukjizat-mukjizat besar yang sering dibanggakan Kristen? Bukankah cukup bagi
Yesus untuk bermukjizat membuat pohon ara tersebut berbuah?
Selain masalah
tersebut di atas, rupanya ada masalah lain, yaitu pertentangan ayat-ayatnya.
Dalam Injil versi Matius 21:19-20, pohon ara yang dikutuk Yesus seketika
menjadi kering, sedangkan Injil versi Markus 11:20-21, dikatakan bahwa pohon
ara yang dikutuk oleh Yesus tersebut baru kering pagi-pagi ke esok harinya. Coba
perhatikan ayat-ayat dibawah ini;
Markus
11:20-21 Pagi-pagi ketika Yesus dan
murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke
akar-akarnya. Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia
berkata kepada Yesus: "Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah
kering."
Nah, sekarang mari
kita baca bagaimana apologi Kristen...
a. Dalam kejadian
ini, Kristus inign memberikan pelajaran kepada para murid. Dan pola pengajaran
ini juga digunakan di dalam Perjanjian Lama, seperti:Yes 20:1-6; Yer 13:1-11;
Yer 27:1-11.
b. Kalau kita
melihat secara literal, maka kita tidak mendapatkan pengertiaan apapun, karena
memang secara alami pohon ara tersebut belum berbuah karena belum musimnya, dan
oleh karena itu tidak dapat dipersalahkan. Kalau kita mau meneliti lebih
lanjut, maka kita dapat mengatakan bahwa perbuatan Yesus yang menunjukkan kuasa
atas alam adalah untuk kepentingan para murid, sehingga para murid mengerti
akan identitas Kristus dengan lebih baik. Dengan kuasa-Nya, Yesus dapat
melakukan suatu tindakan untuk menjadi raja, namun Dia memilih untuk
disalibkan, sehingga Yesus dapat meraja di dalam hati seluruh umat manusia.
c. Dalam kejadian
pohon ara yang dikutuk oleh Yesus, Dia ingin menegaskan kembali tentang
orang-orang yang akan mendapatkan hukuman karena tidak memberikan buah-buah
yang baik. Hal ini ditegaskan di dalam Lk 13:6-9, yang mengatkan “6 Lalu Yesus
mengatakan perumpamaan ini: “Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun
anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak
menemukannya. 7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga
tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya.
Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! 8 Jawab
orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul
tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, 9 mungkin tahun depan ia
berbuah; jika tidak, tebanglah dia!“
Tanggapan saya
Pertanyaan "mengapa Yesus mengutuk pohon ara"? bukanlah
pertanyaan yang mudah untuk dijawab, bahkan oleh sarjana teologi sekalipun.
pasalnya pertanyaan tersebut tentu berkaitan erat dengan maksud,tujuan atau
niat seorang Yesus ketika melakukan perbuatan tersebut (pengutukan pohon ara)
yang tentu hanya Yesus sendiri yang dapat mengetahui, kecuali Yesus menjelaskan
sendiri maksud, tujuan atau niat perbuatannya. Tetapi sayangnya, tidak ada satu
pun ayat yang memberikan kejelaskan, apa sesungguhnya yang Yesus maksudkan
dengan perbuatannya mengutuk pohon ara tersebut. Oleh karena itu, siapapun yang
menjawab masalah tersebut dengan cara seolah-olah mengetahui maksud, tujuan,
dan niat Yesus mengutuk pohon ara (seperti jawaban kristen di atas) maka dengan
sendirinya jawaban tersebut tidak dapat diterima.
Lagi pula, jika yang Yesus maksudkan dari pengutukan pohon ara tersebut
bertujuan untuk menunjukkan kepada murid-muridnya betapa ia memiliki kuasa atas
alam, tentu bisa dilakukan dengan cara positif, seperti menumbuhkan buah atau
sesuatu dari pohon ara dengan seketika agar dapat dimakan. Bukankah di lain
kesempatan Yesus mampu menunjukkan kuasa dengan cara positif, seperti
menghidupkan orang mati, menyembuhkan penyakit, mengusir setan, memberi makan 5 ribu atau 4 ribu orang, mengapa Yesus tidak melakukan hal yang sama terhadap
pohon ara yang tidak berbuah?
Apologi Kristen lainnya…
Bukankah tidak masuk akal untuk mengutuk pohon ara itu karena tidak
berbuah sebab seperti kata Markus memang mukan musim buah ara?
Problem ini telah bisa diatasi dengan sangat memuaskan dalam diskusi
mengenai "Pohon Ara yang Tidak Berbuah" yang dipublikasikan
bertahun-tahun yang lalu oleh WM Christie. Ia adalah seorang pendeta Gereja
Skotlandia di Palestina yang berada dibawah pengawasan pemerintahan Kerajaan
Inggris.
Pertama-tama ia menunjukkan dimana kejadian itu berlangsung [kalau Tuhan
Yesus disalib pada tanggal 3 April tahun 30 Masehi (tanggal 14 Nisan tahun 3790
kalender Yahudi), maka kejadian itu berlangsung pada hari-hari pertama bulan
April].
"Maka", tulis Dr. Christie, :
"Fakta-fakta yang bertalian dengan pohon ara ialah sebagai berikut.
Menjelang akhir Maret, daun-daun mulai bersemi dan dalam waktu kira-kira satu
minggu, penuhlah pohon itu dengan daun. Bersamaan dengan ini, atau bahkan
kadang-kadang lebih awal, muncullah kuntum-kuntum buah yang kecil. Ini belum
merupakan buah ara yang sesungguhnya, tetapi merupakan buah ara pendahulu.
Kalau besarnya sudah seperti buah almond hijau, maka buah itu bisa dimakan oleh
petani atau siapa saja yang lapar. Bila buah pendahulu itu sudah mencapai taraf
kemasakannya, buah ini akan rontok sendiri" (WM Christie, Palestine
Calling, London 1939, p 118-120)
Dalam Ensiklopedia Britanica di bab "Pohon Ara", menulis
demikian
" yang paling primitif adalah Ara Capri, pada umumnya dikenal
sebagai jenis buah ara yang dapat dimakan. Pohon ara capri berbuah tiga kali
pada setiap musim pertumbuhan-nya. yang pertama adalah buah musim semi
(profichi), kedua buah musim panas (mammoni) dan ketiga buah musim dingin
(mamme)".
Untuk pembaca awam, yang mungkin menganggap aneh mengapa Yesus mencari
buah ara ketika pada saat itu bukan musim berbuah. Dia sebenarnya tidak
mengharapkan adanya buah, tetapi sesuatu yang lain.
Perhatikan dalam pasal 13, Yesus tidak mengharapkan menemukan buah ara,
tetapi ia mencari "sesuatu" (Yunani, "τις - tis" .
Kemungkinan yang dicari adalah tipe Mamme. yang dapat diharapkan masih ada
hingga akhir musim dingin menuju musim semi. Atau juga yang dimaksud oleh Dr
Christie yang ia istilahkan dengan "buah ara pendahulu" (sebelum
adanya profichi). Untuk diingat bahwa pohon ara adalah termasuk salah satu
makanan utama/dasar di Timur tengah. Yesus tidak menemukan "sesuatu"
untuk dimakan di pohon tersebut dan Ia mengutuk-nya.
Kalau keterangan diatas ini merupakan makna yang sebenarnya dari
kata-kata Tuhan Yesua, mengapa ada orang-orang tertentu yang menganggap
kejadian tersebut mempunyai arti khusus? Karena memang ada arti khusus-nya.
Seperti dicatat oleh Markus, perumpamaan ini merupakan kejadian sesungguhnya.
Peristiwa ini bukan kasus kekecewaan Yesus,yang mengakibatkan ungkapan
ketidaksabaran. Hal ini adalah pelajaran iman yang sangat besar dan tak
terlupakan oleh Anak Manusia tentang JANGANlah tidak berbuah.
Pohon ara adalah lambang bangsa Yahudi, yang berlimpah-limpah dalam
daun-daun pekerjaan keagamaan, tapi mandul dalam buah-buah kebenaran.
Pengutukan pohon itu menubuatkan nasib para pembesar Yahudi, yang saat itu siap
untuk menolak Mesias mereka. Israel Memang diumpamakan dengan pohon ara.
Tanggapan saya
“Peristiwa ini bukan kasus kekecewaan Yesus,yang mengakibatkan ungkapan
ketidaksabaran. Hal ini adalah pelajaran iman yang sangat besar dan tak
terlupakan oleh Anak Manusia tentang JANGANlah tidak berbuah.”
Yesus yang berjalan bersama murid-muridnya melihat pohon ara dipinggir
jalan, karena Yesus lapar didekatinya pohon ara dengan harapan ada sesuatu yang
dapat dimakan, tetapi Yesus tidak menemukannya apa-apa, kemudian Yesus mengutuk
pohon ara tersebut. Jika kisah pengutukan pohon ara tersebut bukan muncul
karena kekecewaan sekaligus sikap ketidaksabaran Yesus, lalu apa???
“Pohon ara adalah lambang bangsa Yahudi, yang berlimpah-limpah dalam
daun-daun pekerjaan keagamaan, tapi mandul dalam buah-buah kebenaran.
Pengutukan pohon itu menubuatkan nasib para pembesar Yahudi, yang saat itu siap
untuk menolak Mesias mereka. Israel Memang diumpamakan dengan pohon ara.”
Setelah seorang Kristen merasa kesulitan dalam menjawab sebuah kritik,
maka dengan serta-merta, mereka akan mencoba memberikan pemahaman kepada lawan
diskusinya dengan cara berbeda, yaitu dengan cara menarik kesimpulan dari makna
atau lambang-lambang yang sengaja diciptakan dari sebuah peristiwa, dengan
alasan “memahami suatu peristiwa dengan cara harfiah atau literal tidak akan
dapat membantu dalam memberi pemahaman yang benar.” Tentu saja cara tersebut cuma
akan berujung pada munculnya argumentasi tebak-tebakan dari pihak Kristen.
Bagaimana pun, perbuatan Yesus dalam hal mengutuk buah ara tidak boleh dianggap
sebagai sesuatu yang masuk akal, jika tidak, apa yang dilakukan oleh Yesus bisa
jadi alat legitimasi perilaku kejam seorang yang lebih kuat terhadap orang
lemah dan tidak bersalah.
hi goblok, tahukah anda bahwa perkataan perkataan dan tindakan tindakan Yesus dalam kitab suci saling berhubungan satu sama lain ??
BalasHapusYesus sendiri adalah firman Allah, jadi seluruh tindakan perkataan dan pemikiranNya adalah tindakan perkataan dan pemikiran Allah sendiri yang mengandung makna atau pesan tersirat ataupun tersurat, bukan seperti nabi seberang yang pernah ditegur tuhannya berkali kali, Yesus tidak pernah ditegur Allah.
Cuma mempertahankan dogma gereja yang sesat, tanpa mampu menjawab.
HapusKafir kristen memang selalu meninggalkan logika akal sehat dan nalarnya dalam mengkaji agama
BalasHapus