Memahami Kasih Yesus
Dalam Injil Perjanjian Baru Yesus
mengajarkan, untuk menjadi anak-anak Allah seseorang harus mengasihi musuhnya,
berbuat baik kepada mereka dan meminjamkan tanpa berharap balasan, murah hati
seperti Bapa, jangan menghakimi dan menghukum serta mengampuni orang lain
(Lukas 6:35-37). Di lain kesempatan, Yesus juga mengajarkan untuk mengampuni,
karena dengan alasan itulah Bapa yang di sorga juga akan mengampuni (Matius
6:14). Ketika ditanya berapa kali harus mengampuni, Yesus pun memberikan
jawaban, orang harus mengampuni bukan tujuh kali, tapi tujuh puluh kali tujuh
kali (Matius 18:22). Bahkan lebih ekstrim, Yesus mengajarkan untuk memberikan
pipi kanan untuk ditampar apabila ada orang jahat yang menampar pipi kiri,
apabila ada orang yang mengingini baju, jubah juga harus diberikan padanya, apabila
orang jahat memaksa untuk berjalan sejauh satu mil, Yesus mengajarkan, harus
bersedia berjalan sejauh dua mil, orang yang datang untuk meminta sama sekali
tidak boleh di tolak (Matius 5:39-42). Yang tidak pernah dipahami oleh umat
Kristen dari ajaran-ajaran Yesus tersebut adalah motivasi Yesus dalam
mengajarkan kasih. Dakwah Yesus mendapat tantangan dari tua-tua Yahudi,
orang-orang Farisi dan Saduki, yang dengan sangat lihai mempergunakan isu “Yesus
mesias yang akan menjadi raja Yahudi” untuk mempengaruhi para penguasa kerajaan
Romawi agar ikut memusuhi Yesus. Di saat yang sama tidak ada seorangpun dari murid-murid
Yesus atau orang yang mengikutinya,
berasal dari “kalangan atas” yang sangat berpengaruh dalam kerajaan Romawi atau
“kalangan atas” yang sangat dihormati oleh tua-tua Yahudi, orang-orang Farisi,
dan Saduki. Oleh sebab itu, Yesus sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk
membalas semua perlakuan jahat orang kepadanya. Yang bisa Yesus lakukan untuk
sementara waktu adalah bersabar dan memaafkan perlakuan jahat mereka,
menghindar sebisa mungkin dengan selalu berpindah-pindah dalam mengabarkan Injil,
itulah cara atau strategi Yesus dan orang-orang yang mengikutinya
mempertahankan diri.
Keadaan Yesus dan orang-orang
yang mengikutinya pada saat itu, tidak jauh berbeda dengan keadaan Nabi
Muhammad dan umatnya pada saat periode Mekkah. Di mana, kejahatan dan kekejian
orang-orang Musyrik di terima dengan kesabaran, bahkan ketika beberapa orang
beriman datang menemui Rasulullah Muhammad saw untuk meminta izin untuk
memerangi mereka, Rasulullah Muhammad saw tidak mengizinkannya, dengan alasan
Allah tidak memerintahkannya. Sampai Rasulullah Muhammad saw dan orang-orang
beriman hijrah dan menetap di kota madinah, setelah islam berkembang pesat dan
sistem kenegaraan terbentuk, turunlah perintah untuk berperang guna memerangi
orang-orang kafir dan musyrik yang memerangi Rasulullah Muhammad saw dan
orang-orang beriman. Keadaan serupa juga akan terjadi kepada Yesus. Boleh jadi,
saat kedatangan yang pertama Yesus tidak memiliki daya untuk membalas
perbuatan-perbuatan keji terhadap dirinya, tetapi bagaimana dengan kedatangan
Yesus yang kedua kalinya? Apakah ada kasih terhadap musuh-musuhnya? Apakah ada
doa kepada mereka? Apakah Yesus tidak akan membalas? Ketahui jawabannya dengan
membaca ayat-ayat dibawah ini;
Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan
mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan
kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur
api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. (Matius 13:41-42)
Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi
malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut
perbuatannya. (Matius 16:27)
Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada
waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta
kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas
takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. (Matius 19:28)
"Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua
malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta
kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan
dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada
seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan
menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah
kiri-Nya. (Matius 25:31-33)
Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya:
Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api
yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. (Matius
25:41)
Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang
benar ke dalam hidup yang kekal." (Matius 25:46)
Pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi
Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya,
kalau Ia datang kembali. (2Tesalonika 2:8)
Dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga
kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diri-Nya bersama-sama
dengan malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam api yang
bernyala-nyala, dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau
mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita. (2 Tesalonika 1:7-8)
Dan semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia; mereka menunggang kuda
putih dan memakai lenan halus yang putih bersih. Dan dari mulut-Nya keluarlah
sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa. Dan Ia akan
menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam
kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa. (Wahyu 19:14-15)
Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang
kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini.
(Wahyu 2:16)
Menurut ayat-ayat yang saya kutip
di atas, pada kedatangannya yang kedua, Yesus sama sekali tidak memperlihatkan
kasih seperti kedatangannya yang pertama. Hal tersebut tentu telah membuktikan
kesalah-pahaman umat Kristen dan sekaligus membuktikan kebenaran asumsi saya,
bahwa Yesus terlihat bersifat lunak (kasih) terhadap musuhnya karena belum
mampu membalas, bukan karena sifat asli Yesus. Anda harus tahu, seseorang baru
dapat dibuktikan sifat kasihnya setelah memperoleh kemampuan atau kekuatan
untuk membalas musuh-musuhnya, dengan kemampuan atau kekuatan yang ada padanya,
apakah ia akan membalas perbuatan keji musuh-musuhnya tersebut atau memaafkan
mereka. Setelah memperoleh kemampuan atau kekuatan untuk membalas
musuh-musuhnya, Yesus terbukti tidak dapat berbuat kasih.
Sifat ekstrim ajaran kasih Yesus
sampai hari ini masih sering kita dengar dari mulut orang-orang Kristen. Menjadi
salah satu “nilai jual” Kristen yang tidak pernah laku terjual. Diajarkan dan diseminarkan, tapi tidak ada penerapan dalam
kehidupan. Manusia tidak butuh agama Kristen untuk mengerti kasih, karena
sesungguhnya, Tuhan telah mengaruniakan kasih dan sayang dalam hati setiap
manusia. Ajaran kasih hanya digunakan oleh kaum Misionaris untuk memurtadkan
Muslim dari agamanya. Setelah itu, anda dapat temukan ajaran tersebut di tempat
pembuangan sampah.
0 Response to "Memahami Kasih Yesus"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik; menjawab atau menyanggah isi postingan. Komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.