Perbedaan Mendasar Al-Qur'an dan Bible
Tanya: Apa perbedaan paling mendasar antara
Al-Qur'an dan Bible
Jawab: Perbedaannya;
Al-Qur'an adalah firman Allah yang sebagian isinya memuat sejarah, sedangkan
Bible adalah kitab sejarah yang sebagian isinya memuat firman Allah.
contoh ayat:
1 Yosua bangun pagi-pagi, lalu ia
dan semua orang Israel berangkat dari Sitim, dan sampailah mereka ke sungai
Yordan, maka bermalamlah mereka di sana, sebelum menyeberang.
3 dan memberi perintah kepada
bangsa itu, katanya: "Segera sesudah kamu melihat tabut perjanjian TUHAN,
Allahmu, yang diangkat para imam, yang memang suku Lewi, maka kamu harus juga
berangkat dari tempatmu dan mengikutinya —
4 hanya antara kamu dan tabut itu
harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya —
maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu
belum pernah kamu lalui dahulu."
5 Berkatalah Yosua kepada bangsa
itu: "Kuduskanlah dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan yang
ajaib di antara kamu."
6 Dan kepada para imam itu Yosua
berkata, demikian: "Angkatlah tabut perjanjian dan menyeberanglah di depan
bangsa itu." Maka mereka mengangkat tabut perjanjian dan berjalan di depan
bangsa itu.
7 ¶ Dan TUHAN berfirman kepada
Yosua: "Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh
orang Israel, supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa,
demikianlah Aku akan menyertai engkau.
8 Maka kau perintahkanlah kepada
para imam pengangkat tabut perjanjian itu, demikian: Setelah kamu sampai ke
tepi air sungai Yordan, haruslah kamu tetap berdiri di sungai Yordan itu."
(Yosua 3:1-8).
Pada ayat-ayat di atas ada sejarah dan ada firman
Allah. Bagian sejarah mulai ayat 1 sampai dengan ayat 6 dan firman Allah
dimulai dari ayat 7 (mulai kalimat: “Pada hari inilah Aku…”) sampai dengan ayat 8.
Ayat 1-6 saya sebut sebagai sejarah, alasannya: karena
tanpa di dahului perkataan Allah kepada Yosua. orang yang menulis ayat-ayat
tersebut adalah orang yang hidup tidak sezaman dengan yosua dan mengetahui
kisah-kisah tentang Yosua dari kisah-kisah tentang Yosua yang banyak tersebar
di dalam bangsa Israel. Sejarah yang tersebar dari mulut ke mulut (tradisi
lisan) tidak selalu tetap tapi selalu berubah-ubah. semakin jauh penulis dengan
sumber sejarah, semakin bias pula sejarah (sampai kisah sejarah dapat dituliskan).
Alasan lain mengapa ayat 1-6 bukan firman Allah adalah karena tidak mungkin
Allah memberikan firman tentang kehidupan pribadi Yosua sementara bangsa Israel
masih dapat menyaksikan sendiri kehidupan pribadi Yosua.
Ayat 7-8 saya sebut sebagai firman Allah, alasannya:
karena di dahului perkataan Allah kepada Yosua. tapi karena firman Allah
tersebut menjadi bagian dari sejarah yang dapat dan terus berubah-ubah sebelum
dituliskan, maka kita harus sangat extra hati-hati dalam penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Di dalam Bible ada kitab-kitab yang lebih banyak
menuliskan firman-firman Allah dan ada kitab-kitab yang lebih banyak menuliskan
sejarah-sejarah Israel. Contoh kitab-kitab yang lebih banyak menuliskan firman
Allah adalah kitab Kejadian, Kitab Keluaran, kitab Imamat, dan kitab Bilangan. Sedangkan
contoh kitab yang lebih banyak menuliskan sejarah adalah sebagian besar
kitab-kitab Peranjian Lama dan seluruh kitab-kitab Perjanjian Baru. Oleh karena
secara keseluruhan Bible lebih banyak
menulis sejarah dibandingkan dengan Firman Allah, maka secara umum bible dapat
kita katakan sebagai kitab sejarah yang sebagian isinya memuat firman-firman
Allah.
Tanya: Bagaimana dengan
Al-Qur’an?
Jawab: Tidak seperti
Bible yang bercampur aduk antara firman Allah dengan ucapan nabi-nabi , Al-Qur’an
sama sekali tidak memuat tulisan-tulisan yang bukan firman Allah. Hal tersebut
dapat dibuktikan dengan tidak adanya perjalanan hidup Rasulullah Muhammad shalallahu
‘alaihi wasallam dan sahabat-sahabatnya yang tertulis di dalam Al-Qur’an. Perjalanan
hidup Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dan sahabat-sahabatnya
ditempatkan dalam kitab berbeda, yang disebut Al-Hadits.
Tanya: Al-Qur’an menuliskan
sejarah nabi-nabi di dalamnya, mengapa Al-Qur’an tidak disebut juga sebagai
kitab sejarah sebagaimana Bible?
Jawab: Satu hal yang harus
anda ingat, Al-Qur’an diturunkan jauh sesudah nabi-nabi wafat. Keberadaan kisah
para nabi dalam Al-Qur’an bersumber pada firman Allah, bukan bersumber pada
tradisi lisan seperti penulisan kisah nabi-nabi dalam Bible. Jadi sangat tidak
mungkin menyamakan keberadaan kisah nabi-nabi dalam Al-Qur’an dengan kisah
nabi-nabi dalam Bible.
Bible adalah kitab sejarah yang sebagian isinya memuat firman Allah. Ini adalah PEMUTARBLIKAN KEBENARAN. Yang Benar Alkitab adalah Firman Allah yang memiliki otoritas ilahi yang dituliskan melalui pribadi manusia yang dipilih Allah untuk menuliskan apa yang Allah ingin tuliskan tanpa salah.
BalasHapusYang sering dibuat permasalahan adalah TERJEMAHAN ALKITAB yang tentu bisa berbeda satu dengan yang laen, tetapi salinan teks Bahasa Aslinya TIDAK ADA PERBEDAAN sama semua, baik yang di pegang orang Yahudi, Katolik, Kristen.
Jika ada kekurangam/ ketidak akuratan dalam teks, itu disebabkan karena saat di terjemahkan memakai salinan Alkitab tertentu yang sangat mungkin tidak jelas hurufnya/ tanda bacany, sehingga timbul perbedaan. Tetapi dengan semakin berkembangnya ilmu arkeologi dan penemuan salinan-salinan Alkitab maka hal tersebut dapat ditemukan teks yang benar dan lebih sempurna.
Jadi urutanannya, TEKS ASLI ALKITAB, SALINAN, TERJEMAHAN, karena berlimpahnya salinan Teks Alkitab, maka para ahli dapat menemukan kata yang tepat. Harap di ketahui bahwa salinan2 tersebut diketemukan secara bertahap, sehingga bila diketemukan salinan yang paling dekat dengan peristiwa/ kejadiannya, tentu salinan itu yang paling akurat.
Memang Alkitab bukan kitab yang turun langsung dari langit, tetapi Allah mau memakai manusia yang berdosa ini menjadi mitra Allah dalam proses penulisan Alkitab, tentu saja bukan hasil olah pikir sang penulis itu sendiri, tetapi oleh bimbingan Allah mereka menuliskannya, dan ini yang kita kenal dengan istilah Ilham Allah.
Semoga dapat mencerahkan, Amin
Karena naskah asli yang berhasil ditemukan, yang disebut "Codex" sudah sangat "tua" dan "agak rusak" (ada beberapa bagian yg tidak terbaca), maka ada beberapa kata dalam beberapa kalimat yg harus "ditafsirkan", kemudian "disisipkan", agar kalimatnya menjadi utuh dan dpt dimengerti. Tentunya hal ini, kalau "dilihat" dr sudut "Otentitas", jadi tidak "memenuhi". Tapi karena tujuannya adalah agar dapat dimengerti dan dipahami dengan baik yg selanjutnya dapat diamalkan didalam kehidupan sehari-hari, bagi saya pribadi, hal ini dapat diterima.
BalasHapusApalagi, pekerjaan ini dilaksanakan oleh orang2 yg "mumpuni" dan benar2 didasari dgn niat baik. Diawali dengan Doa dan minta petunjuk/hidayah dari Yang Maha Kuasa. Sehingga hasil akhirnya tidak "melenceng" dari substansinya.
Kalau "dilihat" dari persketif lain, bisa saja "muncul" dakwaan, bahwa ini sebuah usaha "manipulasi", "pemalsuan" dan lain sebagainya.
Tapi kalau "dilihat" secara keseluruhan, bagi saya, kitab ini benar2 berisi "tuntunan" (petunjuk) yg sangat membantu pemeluk agama Kristen dalam memepelajari apa yang perlu diketahui dalam kaitannya untuk "menjalankan" kewajibannya, yaitu kewajiban kepada Tuhan dan kepada sesama manusia, yg mana, kalau dijalani dengan baik, akan membawa kepada hidup yg damai didunia dan keselamatan di "hari kemudian".
Seperti juga ada tertulis dalam Al-Quran demikian : "Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa". (QS 5:46)
Selain itu, nanti pada akhir jaman, semua tulisan2 ini (kitab2 ini) tidak akan ada lagi.
Yang "tinggal" dan yang ada pada kita serta yg harus kita pertanggungjawabkan adalah seberapa jauh/seberapa dalam pemahaman kita pada isi kitab tsb. dan seberapa baik pengamalan kita akan isi kitab-kitab ini dalam kehidupan kita sehari-harinya.
Saya yakin hal ini lebih penting.
Berbeda dengan sejarah penulisan Al-Qur'an. Ayat-ayat Al-Qur'an dituliskan begitu diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Sepeninggal Nabi Muhammad SAW, ayat-ayat Al-Qur'an langsung dibukukan. Tidak menunggu sampai menjadi "codex" yang kalimatnya menjadi sulit dibaca.
HapusYa harusnya disertakan juga teks bible yang asli. Biar dipelajari bersama sama original teks bible. Kemudian kita pelajari bahasa asli bible. Bukan hanya terjemahan aja. Syukur ada yang hafal original teks bible. Hehe
BalasHapusBagaimanapun disembunyikannya sesuatu yg palsu atau sudah tidak asli pasti akan katahuan, hal itulah yg terjadi pada Al Kitab atau Bibel. Bukti-bukti kepalsuannya itu disntaranya adalah :
BalasHapus1. Banyak ayat-ayat kontradiksi aantara
ayat yg satu dgn lainya yg sulit
dikompromikan.
2. Banyak ayat-ayat yg tidak sesuai
dengan fakta- fakta ilmiah.
3. Banyak ayat-ayat yg lucu dan janggal
yg menyangkut prilaku dan sifat-
sifat Tuhan.
4. Banyak ayat-ayat porno/cabul yg
mustahil Tuhan berfirman dengan kata
kata yg tidak patut.
5. Untuk menguji apakah Bibel itu masih
Orisinil atau tidak tentu harus
dicros cek dengan aslinya. Sedangkan
sampai saat ini semua pihak mengakui
bahwa Bibel yg asli sudah hilang,
jadi sulit utk mengukur standar
keasliannya.