Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Memahami Kasih Yesus


Umat Kristen sangat mempercayai Injil Perjanjian Baru sebagai firman Tuhan, ilham Roh Kudus kepada para pengarang kitab. Sebagai orang-orang yang mengimani Injil Perjanjian Baru sebagai firman Tuhan, umat Kristen sudah barang tentu meyakini apapun yang ada di dalamnya sebagai kebenaran, salah satunya adalah kebenaran berbagai kisah Yesus di dalamnya. Yesus yang selalu digambarkan Injil Perjanjian Baru sebagai seorang yang selalu dibenci, bahkan tidak jarang ada yang ingin membunuhnya, tidak dapat melakukan pembelaan diri kecuali lari menghindar, berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain demi keselamatan jiwanya, dipahami oleh umat Kristen sebagai sifat Yesus yang penuh kasih, karena tidak mau membalas perbuatan-perbuatan jahat yang sering ia terima. Pemahaman umat Kristen tersebut seakan mendapat dukungan dari berbagai ucapan-ucapan Yesus dalam Injil Perjanjian Baru.

Dalam Injil Perjanjian Baru Yesus mengajarkan, untuk menjadi anak-anak Allah seseorang harus mengasihi musuhnya, berbuat baik kepada mereka dan meminjamkan tanpa berharap balasan, murah hati seperti Bapa, jangan menghakimi dan menghukum serta mengampuni orang lain (Lukas 6:35-37). Di lain kesempatan, Yesus juga mengajarkan untuk mengampuni, karena dengan alasan itulah Bapa yang di sorga juga akan mengampuni (Matius 6:14). Ketika ditanya berapa kali harus mengampuni, Yesus pun memberikan jawaban, orang harus mengampuni bukan tujuh kali, tapi tujuh puluh kali tujuh kali (Matius 18:22). Bahkan lebih ekstrim, Yesus mengajarkan untuk memberikan pipi kanan untuk ditampar apabila ada orang jahat yang menampar pipi kiri, apabila ada orang yang mengingini baju, jubah juga harus diberikan padanya, apabila orang jahat memaksa untuk berjalan sejauh satu mil, Yesus mengajarkan, harus bersedia berjalan sejauh dua mil, orang yang datang untuk meminta sama sekali tidak boleh di tolak (Matius 5:39-42). Yang tidak pernah dipahami oleh umat Kristen dari ajaran-ajaran Yesus tersebut adalah motivasi Yesus dalam mengajarkan kasih. Dakwah Yesus mendapat tantangan dari tua-tua Yahudi, orang-orang Farisi dan Saduki, yang dengan sangat lihai mempergunakan isu “Yesus mesias yang akan menjadi raja Yahudi” untuk mempengaruhi para penguasa kerajaan Romawi agar ikut memusuhi Yesus. Di saat yang sama tidak ada seorangpun dari murid-murid Yesus atau orang yang  mengikutinya, berasal dari “kalangan atas” yang sangat berpengaruh dalam kerajaan Romawi atau “kalangan atas” yang sangat dihormati oleh tua-tua Yahudi, orang-orang Farisi, dan Saduki. Oleh sebab itu, Yesus sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk membalas semua perlakuan jahat orang kepadanya. Yang bisa Yesus lakukan untuk sementara waktu adalah bersabar dan memaafkan perlakuan jahat mereka, menghindar sebisa mungkin dengan selalu berpindah-pindah dalam mengabarkan Injil, itulah cara atau strategi Yesus dan orang-orang yang mengikutinya mempertahankan diri.

Keadaan Yesus dan orang-orang yang mengikutinya pada saat itu, tidak jauh berbeda dengan keadaan Nabi Muhammad dan umatnya pada saat periode Mekkah. Di mana, kejahatan dan kekejian orang-orang Musyrik di terima dengan kesabaran, bahkan ketika beberapa orang beriman datang menemui Rasulullah Muhammad saw untuk meminta izin untuk memerangi mereka, Rasulullah Muhammad saw tidak mengizinkannya, dengan alasan Allah tidak memerintahkannya. Sampai Rasulullah Muhammad saw dan orang-orang beriman hijrah dan menetap di kota madinah, setelah islam berkembang pesat dan sistem kenegaraan terbentuk, turunlah perintah untuk berperang guna memerangi orang-orang kafir dan musyrik yang memerangi Rasulullah Muhammad saw dan orang-orang beriman. Keadaan serupa juga akan terjadi kepada Yesus. Boleh jadi, saat kedatangan yang pertama Yesus tidak memiliki daya untuk membalas perbuatan-perbuatan keji terhadap dirinya, tetapi bagaimana dengan kedatangan Yesus yang kedua kalinya? Apakah ada kasih terhadap musuh-musuhnya? Apakah ada doa kepada mereka? Apakah Yesus tidak akan membalas? Ketahui jawabannya dengan membaca ayat-ayat dibawah ini;

Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. (Matius 13:41-42)

Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. (Matius 16:27)

Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. (Matius 19:28)

"Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.  Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. (Matius 25:31-33)
Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. (Matius 25:41)
Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal." (Matius 25:46)

Pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali. (2Tesalonika 2:8)

Dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diri-Nya bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyala-nyala, dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita. (2 Tesalonika 1:7-8)

Dan semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih bersih. Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa. Dan Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa. (Wahyu 19:14-15)

Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini. (Wahyu 2:16)

Menurut ayat-ayat yang saya kutip di atas, pada kedatangannya yang kedua, Yesus sama sekali tidak memperlihatkan kasih seperti kedatangannya yang pertama. Hal tersebut tentu telah membuktikan kesalah-pahaman umat Kristen dan sekaligus membuktikan kebenaran asumsi saya, bahwa Yesus terlihat bersifat lunak (kasih) terhadap musuhnya karena belum mampu membalas, bukan karena sifat asli Yesus. Anda harus tahu, seseorang baru dapat dibuktikan sifat kasihnya setelah memperoleh kemampuan atau kekuatan untuk membalas musuh-musuhnya, dengan kemampuan atau kekuatan yang ada padanya, apakah ia akan membalas perbuatan keji musuh-musuhnya tersebut atau memaafkan mereka. Setelah memperoleh kemampuan atau kekuatan untuk membalas musuh-musuhnya, Yesus terbukti tidak dapat berbuat kasih.

Sifat ekstrim ajaran kasih Yesus sampai hari ini masih sering kita dengar dari mulut orang-orang Kristen. Menjadi salah satu “nilai jual” Kristen yang tidak pernah laku terjual. Diajarkan dan  diseminarkan, tapi tidak ada penerapan dalam kehidupan. Manusia tidak butuh agama Kristen untuk mengerti kasih, karena sesungguhnya, Tuhan telah mengaruniakan kasih dan sayang dalam hati setiap manusia. Ajaran kasih hanya digunakan oleh kaum Misionaris untuk memurtadkan Muslim dari agamanya. Setelah itu, anda dapat temukan ajaran tersebut di tempat pembuangan sampah. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Memahami Kasih Yesus"

Posting Komentar

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik; menjawab atau menyanggah isi postingan. Komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.