Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Kristen anak-anak Allah?


“Anak-Anak Allah

Hubungan tertinggi dalam kekerabatan adalah menjadi anak. Sehingga menjadi anak Allah, bukanlah perkara sederhana.... ini suatu kedudukan yg luar biasa !!! Tuhan Maha Kuasa menjadi Bapa nya. Hak, kuasa, kehormatan, sudah pasti apalagi Kerajaan Sorga pastilah hak waris bagi si anak Allah.

Siapakah anak-anak Allah? Kelahiran rohani membuat seseorang menjadi seorang anak Allah. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah (Yohanes 1:12-13).

Allah menawarkan kita kesempatan untuk menjadi anak-anak-Nya. Ada dalam Alkitab,Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia (Yohanes 3:1).

Orang-orang Kristen diangkat menjadi keluarga Allah. Ada dalam Alkitab,Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah (Roma 8:16). Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak (Galatian 8:16).

Status anak Allah bukanlah krn tampang, kemampuan apalagi kesucian manusia.... semua hanya karena anugerah Tuhan. Sehingga bukan kesombonganlah yg akan muncul, tetapi ras syukur, hormat dan terimakasih yang tak akan ada habisnya.”

Itulah penjelasan seorang Kristen mengenai anak-anak Allah. Pernyataan Kristen yang demikian tentu bukan sesuatu yang baru bagi kita. Kita mengetahui, bahwasanya kedustaan mereka adalah kelanjutan dari kedustaan orang-orang Yahudi dan Kristen terdahulu. Orang-orang Yahudi dan Kristen terdahulu juga mengatakan bahwa mereka adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya. Mereka yakin, sebagai anak-anak Allah, Allah akan selalu memperhatikan mereka, akan selalu dicintai, dikasihi, dan disayangi. Pengakuan mereka sebagai anak-anak Allah, di jawab oleh Allah melalui firman-Nya;

Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: “Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya.” Katakanlah: “Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?” (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia(biasa) diantara orang-orang yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu).  (Al-Maa’idah: 18)

Segala pengakuan orang-orang Yahudi dan Kristen bahwa mereka adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya, dibantah oleh Allah dengan menyebut ucapan mereka itu tidak lebih dari kedustaan belaka. Mengapa Allah menganggap perkataan mereka adalah dusta? Karena orang-orang Yahudi dan Kristen yang menganggap diri mereka adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya, namun ucapan dan perintah Allah sebagai Bapa mereka abaikan. Menjadi anak memang kedudukan yang luar biasa, namun itu jika sang anak menuruti perintah bapanya, jika tidak, maka bukan Hak, kuasa, kehormatan, dan kerajaan sorga yang di dapat, melainkan hukuman bapa yang mereka dapat. Wahai Ahli Kitab (Yahudi dan Kristen), jika kalian ingin Hak, kuasa, kehormatan, dan kerajaan sorga, taatilah Bapa mu. Bukankah Allah, Bapa mu telah berpesan untuk kalian;

Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka. (Al-Baqarah: 119)

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (Al-Fath: 29)

Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan [Al-Qur’an]. (Al-Maa’idah: 15)

Sebagaimana orang Yahudi yang apabila ingin tetap menjadi anak-anak Allah harus beriman terhadap kerasulan dan kenabian Yesus (Yohanes 1:12), maka bagi kalian Ahli Kitab (Yahudi dan Kristen) yang ingin tetap menjadi anak-anak Allah dan mendapat hak, kuasa, kehormatan dan kerajaan sorga, kalian harus mengimani kerasulan dan kenabian Muhammad Shallallahu ‘alahi wasallam. Berimanlah kalian seperti saudara-saudara kalian dahulu, yang beriman kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi [atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad s.a.w.] (Al-Maa’idah: 83)

Tahukah kalian wahai Kristen, bahkan Yesus sendiri dalam Injil mengisyaratkan kebenaran ajaran Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam? Silahkan baca ayat-ayat dibawah ini;

Yohanes 7: 14-18

15  Maka heranlah orang-orang Yahudi dan berkata: "Bagaimanakah orang ini mempunyai pengetahuan demikian tanpa belajar!"

14  Waktu pesta itu sedang berlangsung, Yesus masuk ke Bait Allah lalu mengajar di situ.

16  Jawab Yesus kepada mereka: "Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku.

17  Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri.

18  Barangsiapa berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya.

Berawal ketika Yesus mengajar di Bait Allah, serombongan orang-orang yahudi datang dan heran melihat Yesus mengajar. Yesus menjawab mereka bahwa yang Yesus ajarkan berasal dari Dia yang mengutus Yesus, yakni Allah. Kemudian Yesus berkata; “ Barangsiapa berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya.” Di sini Yesus membuat kriteria, orang benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya adalah orang yang mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya. jika orang yang mencari hormat bagi dirinya sendiri memiliki ciri berkata-kata dari dirinya sendiri, maka orang yang mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya adalah orang yang memiliki ciri berkata-kata bukan dari dirinya sendiri, melainkan berkata menurut apa yang diperintahkan kepadanya. Yesus di ayat lain juga berkata; “ Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan.”  (Yohanes 12: 49). Singkat kata, utusan yang benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya adalah utusan yang berkata hanya apa yang diperintahkan kepadanya untuk berkata-kata.

Cukup banyak contoh ayat di dalam Bible dimana nabi-nabi diperintah Allah untuk mengatakan sesuatu kepada umatnya, sebagian ayatnya dapat anda baca dibawah ini;

Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun. (Keluaran 3: 15)

"Katakanlah kepada orang Israel: Apabila seseorang tidak dengan sengaja berbuat dosa dalam sesuatu hal yang dilarang TUHAN dan ia memang melakukan salah satu dari padanya, (Imamat 4: 2)

"Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka: Apabila isteri seseorang berbuat serong dan tidak setia terhadap suaminya, (Bilangan 5: 12)

Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: Katakanlah kepada mereka: Janganlah kamu maju dan janganlah kamu berperang, sebab Aku tidak ada di tengah-tengahmu, nanti kamu terpukul kalah oleh musuhmu. (Ulangan 1: 42)

"Katakanlah kepada orang Israel, begini: Tentukanlah bagimu kota-kota perlindungan, yang telah Kusebutkan kepadamu dengan perantaraan Musa, (Yosua 20: 2)

Tetapi pada malam itu juga datanglah firman TUHAN kepada Natan, demikian:  "Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN: Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami? (2 Samuel 7: 4-5)

Secara menakjubkan, ayat-ayat seperti dalam Bible Perjanjian Lama di atas juga banyak terdapat dalam al-Qur’an. Di bawah ini saya sengaja memberi contoh satu ayat saja beserta asbabunnuzulnya.

Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". (QS. Al-Ikhlas: 1-4)

Asbabun nuzul

Imam Ahmad meriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab bahwa orang-orang Musyrik pernah berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam; “Hai Muhammad, terangkanlah kepada kami nasab rabb-mu.” Maka Allah Ta’ala menurunkan firmannya; Katakanlah: Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah rabb yang bergantung kepada-Nya segala urusan. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya.”  Demikianlah diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan ibnu Jarir dari Ahmad bin Mani’.

Dalam berbagai riwayat hadits-hadits sahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika ditanya tentang sesuatu tidak langsung menjawab, Beliau lebih memilih diam menundukkan kepala, menunggu datangnya wahyu Allah SWT sebagai jawaban dari pertanyaan. Ini juga membuktikan, bahwa apa yang keluar dari mulut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bukanlah ucapan dirinya sendiri, melainkan ucapan yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk dikatakan, sama halnya dengan Yesus di Yohanes 12:49 di atas. Salah satu hadits sahihnya dapat anda baca di bawah ini;


Telah menceritakan kepada kami Umar bin Hafsh bin Ghiyats Telah menceritakan kepada kami Bapakku Telah menceritakan kepada kami Al A'masy dia berkata; Telah menceritakan kepadaku Ibrahim dari 'Alqamah dari 'Abdullah radliallahu 'anhu dia berkata; ketika aku bersama nabi shallallahu 'alaihi wasallam disuatu ladang sementara beliau tengah bersandar, tiba-tiba beberapa orang Yahudi lewat, mereka saling berkata satu sama lain: 'Tanyakan padanya tentang ruh sehingga ia kembali bertanya 'bagaimana pendapat kalian tentangnya! Namun sebagian mengatakan Jangan sampai ia meminta kalian mendatangkan sesuatu yang kalian sendiri tidak menyukainya.' Mereka berkata, 'Bertanyalah padanya.' Kemudian sebagian dari mereka menghampiri beliau, lalu bertanya tentang roh'. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam diam dan tidak menjawab apa pun. Aku tahu beliau tengah diberi wahyu. Aku berdiri dari tempatku. Saat wahyu turun, beliau bersabda: 'Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: 'Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit. (Al Israa`: 85). (Sahih Bukhari: 4352)

Tetapi jika kalian Ahli Kitab (Yahudi dan Kristen) tidak juga beriman kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dan apa yang dibawanya atau masih saja mencari alasan agar dapat tetap kafir atas kenabian Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, maka Allah akan menepati janjinya untuk menyiksa kalian, sebagaimana sudah disebut di Al-Maa’idah: 18. Sebagai penutup, renungkanlah Hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dibawah ini;

Telah menceritakan kepada kami Yunus bin Abdul A'la telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahab dia berkata, telah mengabarkan kepadaku Amru bahwa Abu Yunus telah menceritakan kepadanya, dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka (Shahih Muslim: 218)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kristen anak-anak Allah?"

Posting Komentar

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik; menjawab atau menyanggah isi postingan. Komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.