Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Dasar Dogtrin TRINITAS


Kristen mengakui bahwa kata Trinitas tidak ada di dalam alkitab, Trinitas adalah dogma yang di rumuskan oleh para Bapa Gereja mula-mula, bukan diajarkan oleh Yesus dan para rasulnya. Para bapa Gereja merumuskan Trinitas berdasarkan (satu-satunya) ayat yang ada di Alkitab, ayat itu adalah;

Matius 28: 19

Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

Textus Receptus (TR) : πορευθεντες ουν μαθητευσατε παντα τα εθνη βαπτιζοντες αυτους εις το ονομα του πατρος και του υιου και του αγιου πνευματος
Translit interlinear, poreuthentes {pergilah} oun {karena itu} mathêteusate {jadikanlah murid (-Ku)} panta {semua} ta ethnê {bangsa-bangsa} baptizontes {kalian baptiskanlah} autous {mereka} eis {di dalam} to onoma {nama, noun - accusative singular neuter} tou patros {Bapa} kai {dan} tou huiou {Putera} kai {dan} tou hagiou {Kudus} pneumatos {Roh}

Oleh karena pada Matius 28: 19 di sebut ada 3 pribadi; Bapa, Anak dan Roh Kudus, namun di sebut ‘ONOMA’ bentuk tunggal, bukan dengan ‘ONOMATA’ bentuk jamak. Maka sepintas terlihat seolah-olah Trinitas memperoleh dasar pijakan yang kuat dari Alkitab. Membandingkan kata Tuhan dalam Ibrani אלהים atau Elohim yang berbentuk jamak tapi dengan kata kerja tunggal dengan ‘ONAMA’ pada ayat Matius 28: 19 tidaklah tepat, karena walaupun אלהים atau Elohim dalam Alkitab berbentuk jamak namun tidak ada satu ayat pun dalam Perjanjian Lama yang menyebut Tuhan sebagai dua atau tiga pribadi seperti keyakinan gereja terhadap Bapa, Anak dan Roh Kudus sebagai interpretasi ayat-ayat Perjanjian Baru. Oleh karena itu orang-orang Yahudi tidak pernah menganggap  אלהים atau Elohim sebagai bukti kemajemukan Tuhan, tetapi hanya dipahami sebagai kiasan atas ke-Maha Agung-an Tuhan.      

Tidak jauh berbeda dengan Perjanjian Baru, ayat yang menjelaskan adanya Bapa, Anak dan Roh Kudus, tertulis terpisah atau menjadi kesatuan dalam satu kalimat dalam sebuah ayat seperti yang dapat kita baca dalam Matius 28: 19, tidak dimaksudkan menyebut ketiganya adalah pribadi-pribadi Tuhan Yang Esa. Ini dapat kita ketahui karena tidak adanya pengakuan secara eksplisit dari Yesus atau Roh Kudus dalam Alkitab bahwa mereka adalah Tuhan, ini berbeda sekali dengan Allah dalam Alkitab yang menyatakan keTuhanan-Nya di banyak ayat dalam Alkitab Perjanjian Lama. Sedangkan dalam Perjanjian Baru ayat yang sering dijadikan dalil Yesus dan Bapa adalah satu (Yohanes 10:30) ternyata hanya kiasan.

Pemahaman tentang ketuhanan memang terkadang sulit diterima akal, tapi bukan berarti kita menerima saja dengan iman apa yang disebut oleh Gereja dengan TRINITAS. Apalagi paham Trinitas terkesan sangat dipaksakan untuk diimani, paham yang dipaksakan inilah yag membuat Trinitas sangat sulit dipahami dan irasional bukan saja untuk orang awam tapi orang dengan latar belakang pendidikan Teologia.

Subscribe to receive free email updates: