Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Kanon Kitab Suci


Kitab Suci Perjanjian Baru terdiri dari dua puluh tujuh buku, yang oleh kaum ortodoks yang menang dalam percaturan teologi di terima sebagai kitab suci yang menyampaikan sabda Allah kepada umatnya. Ketika mulai muncul, dengan Yesus historis itu sendiri, komunitas Kristen sudah memiliki seperangkat tulisan yang mereka anggap suci. Yesus adalah orang Yahudi yang tinggal di Palestina, dia menerima otoritas Kitab Suci Yahudi, teristimewa lima buku pertama yang oleh orang Kristen disebut Perjanjian Lama (Kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan), yang kadang-kadang disebut hukum Musa. Yesus menampilkan diri sebagai penafsir yang berwenag terhadap Kitab Suci tersebut, dan dikenal oleh para pengikutnya sebagai seorang Rabbi (yang berarti guru).

Setelah kematian Yesus, para pengikutnya terus mengagungkan ajarannya dan mulai mengenakan kepadanya otoritas yang sama dengan otoritas Musa. Tak sebatas ajaran Yesus, bahkan ajaran pengikut dekatnya pun diterima sebagai pegangan, khususnya ajaran-ajaran yang kemudian ditulis dalam buku. Tetapi, semakin bergulirnya waktu, semakin bayak tulisan yang muncul, yang dikatakan juga ditulis oleh para rasul. Misalnya
kita memiliki lebih banyak lagi surat Paulus daripada ketiga belas surat yang memakai namanya, yang kini terdapat di dalam Perjanjian Baru. Bahkan mengenai surat-surat Paulus itu kini para sarjana juga semakin yakinbahwa beberapa surat yang tertara di dalam Perjanjian Baru itu pun tidak berasal dari Paulus. Mirip dengan itu, kitab Wahyu Yohanes di muat di dalam Perjanjian Baru, tetapi tulisan-tulisan lain yang juga berbicara mengenai ramalan tentang akhir zaman, misalnya Wahyu Petrus dan Wahyu Paulus, tidak dimasukkan di sana.

Ada bayak Injil. Keempat injil yang ada dalam Perjanjian Baru  adalah tulisan-tulisan tanpa keterangan nama penulisnya, dan baru abad kedua mereka disebut dengan nama murid-murid Yesus (Matius dan Yohanes) dan nama teman-tema para rasul (Markus, rekan Petrus; dan Lukas, rekan Paulus). Injil-injil lain muncul dan dikatakan juga di tulis oleh para rasul. Di samping Injil Yudas yang baru saja kita temukan itu, kita juga punya injil yang konon ditulis oleh Filipus dan oleh Petrus, dua injil yang berbeda oleh Yudas tomas, saudara Yesus; satu injil oleh Maria Magdalena, dan sebagainya.

Semua injil itu (termasuk surat-surat dan berbagai ramalan tentang akhir zaman, dts) dikaitkan dengan para rasul, dan dikatakan benar-benar mewakili ajaran-ajaran Yesus, dan semuanya dijunjung tinggi sebagai kitab suci oleh orang-orang Kristen, atau oleh kelompok lain. Sejalan dengan bergulirnya waktu, semakin banyak lagi tulisan yang bermuncul. Mengingat simpang siurnya perdebadatan mengenai interpretasi yang tepat terhadap ajaran Yesus itu, bagaimana kita mengetahui buku mana yang harus diterima?

Pendeknya, salah satu dari kelompok-kelompok Kristen yang terlibat dalam pergulatan itu berhasil mendominasi yang lain. Kelompok ini semakin banyak mendapatkan pengikut daripada lawan-lawannya, dan berhasil menyingkirkan para pesaingnya ke pinggir arena. Kelompok inilah yang di kemudian hari akan menetukan stuktur organisasi gereja. Dialah yang menentukan rumusan iman yang mana yang akan didaras dan diwartakan. Dia pulalah yang menentukan buku-buku mana yang diterima sebagai kitab suci. irenaeus termasuk dalam kelompok ini. Demikian juga beberapa tokoh lain yan terkenal dikalangan sarjana abad kedua dan ketiga masehi, seperti Justinus Martir dan Tertulianus. Kelompok ini lalu di sebut “ortodoks”, yaitu “mereka yang memeluk ajaran yang benar”. Begitu kemenangannya berhasil diamankan, kelompok ini menulis ulang sejarah perkembangan urusan mereka itu---dan mengklaim bahwa pandangan yang dipeluk oleh kelompok tersebut sudah sejak jauh hari sebelumnya merupakan pandangan mayoritas komunitas Kristen, bahwa pandangan itu sudah sejak dulu pandangan gereja-gereja apostolik dan pandangan para rasul, dan karena itu rumusan iman dan keyekinannya mengakar secara langsung pada ajaran Yesus. Buku-buku yang yang oelh kelompk itu diterima sebagai Kitab Suci menegaskan hal itu, karena Mateus, Markus, Lukas dan Yohanes menceritakan kisah yang sudah sebegitu akrab di telinga kelompok proto-ortodoks tersebut.

Apa yang terjadi dengan semua buku lain, yang menceritakan versi kisah yang berbeda, yang karenanya disingkirkan dari kanon proto-ortodoks? Beberapa diantaranya dihancurkan, tetapi sebagian besar lainnya musnah begitu saja, atau lenyeap dimakan zaman. Kalaupun pernah terjadi, buku-buku tersebut jarang sekali disalin ulang, karena paham yang termaktub di dalamnya di cap bidah. Hanya dalam kelompok-kelompok Kristen kecil dan pinggiran---misalnya kelompok kebatinan (atau kelompok ghostik), atau kelompok Kristen Yahudi---tulisan-tulisan itu tetap dipertahankan. Desas-desus tentang berbagai tulisan tersebut tesus beredar , tapi tak seorang pun yang yang scara khusus mau dengan tekun menyimpan dan mewariskan dokumen-dokumen tersebut kepada anak cucu mereka. Untuk apa menyimpannya kalau naskah-naskah itu berisi ajaran palsu dan hanya akan menyesatkan? Lebih baik membiarkannya lenyap ditelan masa.

Dan begitulah yang terjadi. Ketika sudah usang, naskah-naskah itu jarang sekali disalin ulang, dan akhirnya lenyap---sampai zaman modern kita  ini, ketika dalam beberapa kesempatan yang langka, salah satu dari naskah-naskah kuno itu muncul lagi, untuk mengingatkan kembali bahwa paham ortodoks itu bukan satu-satunya paham yang hidup dalam komunitas Kristen abad kedua. Pada kenyataanya, ada perlawanan sengit terhadap paham itu, suatu perlawanan yang misalnya terdapat dalam temuan kita yang luar biasa belakangan ini, yaitu Injil Yudas. Inilah buku yang menjungkirbalikkan teologi Gereja Kristen tradisional, dan  membalikkan segala sesuatu yang pernah diajarkan kepada kita mengenai hakikat kekristenan yan benar.


                       
Catatan: 

*Artikel di atas saya kutip dari sebagian komentar Bart D. Ehrman, dalam buku “The Gospel of Judas”, hal  124-128.  
* Bart D. Ehrman, PH.D., Guru besar luar biasa di pusat studi James A. Gray, dan ketua kajian agama di University of North Carolina, Chapel Hill, adalah seorang ahli menegenai gereja perdana.               

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kanon Kitab Suci"

Posting Komentar

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik; menjawab atau menyanggah isi postingan. Komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.