Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Kerja Rodi Dalam Ajaran Bibel

Dalam posting kali ini, saya akan mempersembahkan (lagi) bukti kesesatan Bibel untuk Anda. Satu hari saya membaca ayat Bibel yang berbunyi, “Apabila kota itu menerima tawaran perdamaian itu dan dibukanya pintu gerbang bagimu, maka haruslah semua orang yang terdapat di situ melakukan pekerjaan rodi bagimu dan menjadi hamba kepadamu. (Ulangan 20:11)” Saya kaget ketika pertama kali membaca. Sebelumnya saya mengira, kalau sebuah kota menerima tawaran perdamaian, bangsa Israel tidak akan berbuat kejam kepada penduduknya, ternyata dugaan saya tersebut salah besar. Untuk memperoleh gambaran utuh tentang ayat yang saya permasalahkan di atas, ada baiknya saya kutip beberapa ayat yang berhubungan;

Apabila engkau mendekati suatu kota untuk berperang melawannya, maka haruslah engkau menawarkan perdamaian kepadanya. Apabila kota itu menerima tawaran perdamaian itu dan dibukanya pintu gerbang bagimu, maka haruslah semua orang yang terdapat di situ melakukan
pekerjaan rodi bagimu dan menjadi hamba kepadamu. Tetapi apabila kota itu tidak mau berdamai dengan engkau, melainkan mengadakan pertempuran melawan engkau, maka haruslah engkau mengepungnya; dan setelah TUHAN, Allah mu, menyerahkannya ke dalam tanganmu, maka haruslah engkau membunuh seluruh penduduknya yang laki-laki dengan mata pedang. Hanya perempuan, anak-anak, hewan dan segala yang ada di kota itu, yakni seluruh jarahan itu, boleh kaurampas bagimu sendiri, dan jarahan yang dari musuhmu ini, yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah mu, boleh kau pergunakan (Ulangan 20:16).

Ayat-ayat di atas adalah firman Tuhan kepada Musa tentang peraturan dalam peperangan. Tuhan dalam Bibel mengharuskan Musa dan bangsa Israel yang akan melakukan peperangan, untuk terlebih dahulu menawarkan perdamaian kepada pihak musuh. Hanya ada dua pilihan dari tawaran perdamaian tersebut, yaitu menerima atau menolaknya. Kedua pilihan tersebut memiliki konsekuensi yang sama-sama pahitnya. Apabila pihak musuh menerima tawaran perdamaian bangsa Israel, maka semua orang yang terdapat di daerah musuh, harus bersedia melakukan pekerjaan rodi dan menjadi budak bangsa Israel. Tetapi apabila tawaran perdamaian bangsa Israel di tolak dan memilih untuk melawan bangsa Israel, maka Tuhan dalam Bibel memerintahkan Musa dan bangsa Israel untuk mengepung, membunuh seluruh penduduk laki-laki, menjadikan perempuan, anak-anak, hewan serta harta yang ada dalam daerah musuh sebagai jarahan.

Demikianlah ketentuan perang dalam Bibel yang terlihat tidak adil. Tidak adil karena musuh yang telah menerima tawaran perdamaian, sudah seharusnya tidak di aniaya, dijadikan pekerja rodi, atau dijadikan Budak. Bibel sama sekali tidak memberikan pilihan bagi musuh untuk  menerima perdamaian dan memberikan perlawanan terhadap bangsa Israel, ataukah memang itu yang dikehendaki? 

Saya pernah menjadikan masalah di atas sebagai topik diskusi dalam facebook. Salah seorang teman Kristen menjawab kiriman saya bahwa, “Taurat dan Qur'an sama mas. Yang kalah jadi budak. Perjanjian baru menyempurnakan semuanya. Ini yang dimaksud Yesus dengan meletakkan anggur baru harus dalam wadah yang baru” “Dan jangan dibayangkan rodinya Israel seperti gambar itu. Kalau itu sih rodi ala Jepang”.

Saya jawab: “jangan lari ke kalah perang dan jadi budak dulu, perhatikan ulangan 20:11 dan ayat sebelumnya. Musa di perintah Tuhan untuk menawarkan perdamaian SEBELUM BERPERANG. Setelah menerima perdamaian Tuhan memerintahkan agar warga kota tersebut dijadikan pekerja rodi, jadi salah kalau kamu bilang kota tersebut kalah perang, kota tersebut MENERIMA PERDAMAIAN bukan KALAH PERANG. Kalau sebuah kota sudah menerima perdamaian, apakah pantas Tuhan memerintahkan Musa untuk menjadikan warganya sebagai pekerja rodi? ya gak pantas bro!

Sangat berbeda dengan yang ada dalam Islam, bro. kalau sebuah suku menerima perdamaian maka umat Islam tidak akan berbuat aniaya seperti menjadikan orang pekerja rodi. kalau pun terjadi perang dan umat Islam menang, budak yang di dapat tidak pernah dijadikan pekerja rodi, budak dalam Islam itu tugasnya membantu pekerjaan tuannya.”

Kristen yang sama berkomentar: “Saya sudah bilang rodinya itu seperti apa apakah anda tahu???” “Menerima perdamaian itu maksudnya menyerah tapi tanpa pertumpahan darah. Itu sama saja menjadi pihak yang kalah bro bileam.”

Saya jawab seperti ini: “Jika memang kamu yakin rodinya Israel tidak sama dengan rodi yang terjadi di Indonesia, mengapa tidak kamu tunjukkan saja letak perbedaannya dengan bukti tentu, karena yang namanya rodi ya sama saja.

Saya kutip ayatnya lengkap biar kamu tahu;

Ulangan 20:10 Apabila engkau mendekati suatu kota untuk berperang melawannya, maka haruslah engkau menawarkan perdamaian kepadanya.

Ulangan 20:11 Apabila kota itu menerima tawaran perdamaian itu dan dibukanya pintu gerbang bagimu, maka haruslah semua orang yang terdapat di situ melakukan pekerjaan rodi bagimu dan menjadi hamba kepadamu.

Ulangan 20:12 Tetapi apabila kota itu tidak mau berdamai dengan engkau, melainkan mengadakan pertempuran melawan engkau, maka haruslah engkau mengepungnya;

Ulangan 20:13 dan setelah TUHAN, Allah mu, menyerahkannya ke dalam tanganmu, maka haruslah engkau membunuh seluruh penduduknya yang laki-laki dengan mata pedang.

Ulangan 20:14 Hanya perempuan, anak-anak, hewan dan segala yang ada di kota itu, yakni seluruh jarahan itu, boleh kaurampas bagimu sendiri, dan jarahan yang dari musuhmu ini, yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah mu, boleh kau pergunakan.

Ulangan 20:15 Demikianlah harus kaulakukan terhadap segala kota yang sangat jauh letaknya dari tempatmu, yang tidak termasuk kota-kota bangsa-bangsa di sini.

Ulangan 20:16 Tetapi dari kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan TUHAN, Allah mu, kepadamu menjadi milik pusakamu, janganlah kaubiarkan hidup apapun yang bernafas,

=============

Ulangan 20:10, terdapat keharusan menawarkan perdamaian pada kota yang akan ditaklukkan

Opsi perdamaian hanya ada dua, yaitu menerima atau menolak...

Ulangan 20:11, adalah opsi apabila tawaran perdamaian diterima dengan konsekuensi akan dijadikan pekerja rodi

sedangkan...

Ulangan 20:12, adalah opsi apabila tawaran perdamaian ditolak yang artinya ingin berperang dengan konsekuensi akan diperangi oleh bangsa Israel, imbas dari perang dapat dilihat pada ayat-ayat sesudahnya.

Jika kamu baca dan pahami penjelasan saya, maka kamu akan tahu, bahwa rodi adalah konsekuensi apabila menerima tawaran perdamaian dari Israel. Sedangkan diperanginya warga kota oleh bangsa Israel adalah konsekuensi apabila menolak tawaran perdamaian.

Tawaran perdamaian yang keluar dari pihak yang kalah perang atau akan diserang memang bisa dipahami sebagai kekalahan. Tetapi jika tawaran perdamaian keluar dari pihak yang akan menyerang itu artinya perdamaian dalam pengertian sesungguhnya. Dalam kasus yang kita bahas sekarang ini, pihak Israel sebagai penyerang yang justru menawarkan perdamaian , jadi di sini tidak ada/belum ada yang kalah perang karena perang belum terjadi.

Jawaban Kristen selanjutnya benar-benar membuat saya terkejut, dia menulis komentar: “Kepanjangan bro komentarmu. Malas bacanya.” (padahal Kristen ini mengaku alumni Universitas Kristen Petra, lho...)

Sebagai komentar terakhir untuk dia, saya menulis: “itu sih cuma alasan kamu saja, memang berat mengakui keunggulan lawan debat, saya mengerti. Bukan kamu saja kok yang beralasan komentar kepanjangan untuk menutupi ketidakmampuan diri memberikan tanggapan terhadap argumentasi lawan debat, lihat foto dibawah.”




Oleh karena tidak ada atau belum ada seorang Kristen yang dapat menjelaskan dengan logis alasan yang dapat diterima. Bagaimana Tuhan dapat memerintahkan atau mengajarkan bangsa Israel untuk berlaku licik dan keji kepada bangsa lain, maka cukuplah dapat disimpulkan, bahwa Tuhan dalam Bibel memang licik dan keji, menjadikan bangsa lain yang sudah berdamai dengan bangsa Israel sebagai kerja rodi. Dari sini pun kita mengetahui, perlakuan kejam dan biadab seorang gubernur Jenderal Belanda Herman Willem Daendels, yang di tahun 1807 memberlakukan sistem kerja paksa atau kerja rodi kepada rakyat pribumi, dipandang dari sudut pandang ajaran agama Kristen sudah sangat tepat. Jenderal Belanda Herman Willem Daendels hanya menjalankan perintah dari Tuhan dalam Bibel, segala kerugian, penderitaan serta jatuhnya korban jiwa yang sangat banyak, itu semua adalah tanggung jawab Tuhan dalam Bibel, Jenderal Belanda Herman Willem Daendels hanyalah korban dari kesesatan ajaran Tuhan dalam Bibel.

Sebagai penutup, saya akan memberikan penjelasan bagaimana agama Islam mengajarkan untuk lurus mengikuti perjanjian damai yang telah dibuat dengan orang-orang Musyrik, sebagaimana dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman yang artinya;

Bagaimana bisa ada perjanjian (aman) dari sisi Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang musyrikin, kecuali orang-orang yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) di dekat Masjidil haram (Al-Hudaibiyah)? maka selama mereka berlaku lurus terhadapmu, hendaklah kamu berlaku lurus (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa. (At Taubah: 7)

kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai) atau orang-orang yang datang kepada kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka. (An Nisaa': 90)

Bahkan Nabi Muhammad SAW mengancam umatnya yang membunuh orang-orang kafir mu’ahid (orang kafir yang telah mengikat perjanjian) dengan ancaman tidak akan masuk surga, sebagaimana hadis-hadits sahih dibawah ini;

Telah menceritakan kepada kami Qais bin Hafsh telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid telah menceritakan kepada kami Al Hasan telah menceritakan kepada kami Mujahid dari Abdullah bin Amru dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang membunuh orang kafir yang telah mengikat perjanjian (mu'ahid) dengan pemerintahan muslimin, ia tak dapat mencium harum surga, padahal harum surga dapat dicium dari jarak empat puluh tahun." (Bukhari: 6403)

Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Muhammad -yaitu Abu Ibrahim Al Mu`aqqob telah menceritakan kepada kami Marwan telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin 'Amru Al Fuqaimi telah menceritakan kepada kami Mujahid dari Junadah bin Abu Umayyah dari Abdullah bin 'Amru dia berkata; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Barangsiapa membunuh ahli dzimmah (orang kafir yang berada dalam perlindungan pemerintahan Islam) maka ia tidak akan mencium bau wanginya surga, padahal bau wanginya tersebut dapat tercium dari jarak empat puluh tahun perjalanan." (Ahmad: 6457)

Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Al Hasan bin Amru dari Mujahid dari Abdullah bin Amru berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa membunuh seorang kafir mu'ahad, maka ia tidak dapat mencium aroma surga. Dan sesungguhnya aroma surga dapat dirasakan dari jarak per jalanan selama empat puluh tahun." (Ibnu Majah: 2676)


Demikianlah ajaran kerja rodi dalam Bibel dan sedikit perbandingannya dengan ajaran Islam. Sebagai orang yang masih memiliki akal sehat, saya yakin Anda pasti dapat memberikan penilaian yang tepat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kerja Rodi Dalam Ajaran Bibel"

Posting Komentar

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik; menjawab atau menyanggah isi postingan. Komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.