Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Teofani Allah

Teofani adalah suatu istilah dalam teologi Kristen yang berasal dari bahasa Yunani. Teofani berasal dari dua kata, kata benda THEOS (Allah) dan kata kerja PHANEROÔ yang artinya menampakkan atau mewujudkan diri. Maka, THEOPHANIA adalah penampakan Allah. Pemahaman Teofani adalah TUHAN Allah menampakkan diri dengan tanda-tanda yang dapat dihayati oleh yang bersangkutan, sehingga yang bersangkutan sadar bahwa mereka berhadapan dengan Allah sendiri. Menurut para kafir pemuja Yesus, Bible Perjanjian Lama telah mencatat teofani, penampakan atau pewujudan Tuhan dalam wujud Malaikat yang mengunjungi Abraham (Kejadian 18:1-3; 32: 28-30), menampakkan diri sebagai manusia sebagai balatentara (Hakim 13: 28), atau menjadi suatu benda berwujud api, Allah menampakkan diri-Nya kepada Musa dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Namun jika diteliti dengan seksama, maka akan terkuak kebohongan ajaran tersebut.

Ada banyak ayat yang dikatakan sebagai bukti teofani Tuhan dalam wujud malaikat, di antaranya dalam kitab  Kejadian 15:1, 17:1, 18:1-3, 26:2, 32: 28-30, 48:3 dan mungkin masih banyak lagi. Tetapi dari sekian banyak ayat, ternyata tidak satu pun ayat yang dengan jelas memberikan informasi dalam wujud apakah Tuhan menampakkan diri kepada Abraham. Dalam ayat-ayat tersebut cuma disebutkan Tuhan menampakkan diri...Tuhan menampakkan diri...Tuhan menampakkan diri...tapi dalam wujud apa? Tidak ada penjelasan!  Jika tidak ada informasi dalam wujud apakah Tuhan menampakkan diri kepada Abraham, lalu bagaimana pihak gereja dapat berkesimpulan bahwa yang menemui Abraham adalah Tuhan dalam wujudnya sebagai Malaikat?! Ataukah mungkin sujudnya Abraham kepada orang yang menemuinya dijadikan alasan kafir Kristen pemuja Yesus sebagai bukti penampakan Tuhan, padahal sujud di dalam Bible Perjanjian Lama tidak selalu ditujukan untuk Tuhan, tapi juga ditujukan sebagai penghormatan kepada manusia yang memiliki kedudukan tinggi. Jika pun Tuhan ingin menampakkan diri kepada Abraham, tentu Dia akan memilih perwujudan yang mampu di lihat oleh Abraham, bukan Malaikat. Karena Malaikat adalah makhluk gaib/rohani yang tidak mungkin dapat terlihat oleh mata manusia.

Jika dalam kasus Abraham, kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan Tuhan menampakkan diri dalam wujud Malaikat untuk menyampaikan firman, ini berbeda dengan Yakub. Dalam kasus Yakub (Kejadian 32: 28-30), Tuhan dikatakan oleh kafir pemuja Yesus mewujudkan diri menjadi Malaikat hanya untuk dapat bergulat dengan Yakub, dan itu pun kalah. Kisah kalahnya ‘Tuhan’ bergulat dengan Yakub adalah dongeng konyol yang hanya orang tolol yang bisa mempercayainya. Ironisnya, 2 miliar lebih orang mempercayai kisah ini, wow...

Ada pula kafir pemuja Yesus yang menganggap Tuhan menampakkan diri kepada Musa dengan cara menjadi suatu benda berwujud api yang muncul dari semak duri. Anda percaya? Saya tidak! Perhatikan ayat di bawah ini:

Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. (Keluaran 3:2)

Bila ayat di atas kita baca, maka akan dengan mudah kita ketahui bahwa yang menampakkan diri kepada Musa adalah Malaikat Tuhan, bukan Tuhan yang mewujudkan diri sebagai nyala api. Satu hal lagi yang mungkin anda perlu ketahui. Kafir Kristen pemuja Yesus ternyata membedakan antara Malaikat Allah dan Malaikat yang tertulis dalam kitab mereka. Mereka menganggap Malaikat Allah adalah Teofani Tuhan dalam wujud Malaikat, berbeda ketika Bible menyebut Malaikat. Alasannya bukan hanya karena nama “Malaikat” dan nama “Allah” disatukan menjadi Malaikat Allah, karena jika ini alasannya, maka jika dalam Bible di sebut Bait Allah, artinya Tuhan berteofani atau mewujudkan diri sebagai bangunan, hehehe...J. Malaikat Allah mereka anggap sebagai teofani atau perwujudan Allah dalam wujud Malaikat, karena dalam berbagai ayat-ayat Bible, Malaikat Allah ini berfirman, di sembah orang dan juga di sebut Allah.

Malaikat Allah dalam Bible sebenarnya tidak pernah berfirman. Yang Malaikat Allah lakukan adalah menyampaikan firman-firman Allah. Karena metode penulisan Bible yang kurang tepat, Malaikat Allah yang hanya bertugas sebagai penyampai firman menjadi seolah-olah berfirman atas namanya sendiri. Tuhan dalam Bible tidak jarang berfirman secara langsung. Dalam berfirman secara langsung inilah, Tuhan dalam Bible selalu menyatakan bahwa dirinya adalah Tuhan, seperti firman-Nya kepada Abram yang disampaikannya secara langsung, "Akulah TUHAN, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim untuk memberikan negeri ini kepadamu menjadi milikmu."  (Kejadian 15:7). Inilah ciri Tuhan dalam menyampaikan firman-Nya secara langsung, yang ciri tersebut tidak terdapat ketika Malaikat Tuhan menyampaikan firman-Nya. Dengan demikian saya berkesimpulan, bahwa Malaikat Tuhan bukan teofani atau perwujudan Tuhan dalam wujud Malaikat, dia hanyalah Malaikat penyampai firman Allah kepada para Nabi-Nya. Agar penjelasan saya di atas tidak di nilai sebagai asumsi belaka. Saya akan mengutip dua ayat Bible yang dapat memberikan gambaran bahwa Malaikat Allah adalah Malaikat penyampai firman Tuhan kepada para Nabi-Nya, bukan teofani Allah dalam wujud Malaikat. Ayat yang saya maksud adalah:  

Lalu Malaikat TUHAN itu memberi jaminan kepada Yosua, katanya: "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Apabila engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan melakukan tugas yang Kuberikan kepadamu, maka engkau akan memerintah rumah-Ku dan mengurus pelataran-Ku, dan Aku akan mengizinkan engkau masuk ke antara mereka yang berdiri melayani di sini. (Zakharia 3:6-7)

Di sembahnya Malaikat Allah oleh orang-orang yang dijumpainya, dijadikan dalih juga oleh kafir Kristen pemuja Yesus untuk mengatakan bahwa Malaikat Allah adalah teofani atau perwujudan Allah dalam bentuk Malaikat. Padahal di dalam Bible, aktivitas sujud tidak hanya dilakukan kepada Tuhan atau yang diper-Tuhan. Aktivitas sujud dalam Bible lumrah dilakukan kepada seorang tuan, raja atau malaikat sebagai bentuk penghormatan, bukan sebagai pemujaan. Ada banyak contoh ayat-ayat Bible dalam hal ini, di antaranya ada dalam Kejadian 23:7, Kejadian 33:6-7,  1Samuel 25:23, 1Samuel 28:14, 2Samuel 9:6, 2Samuel 18:21, 1Raja-Raja 1:16, 2Raja-Raja 4:37 dan masih banyak lagi. Ayat-ayat tersebut adalah contoh sujudnya seseorang kepada tuannya atau raja sebagai bentuk penghormatan. Sang tuan atau raja pun membiarkan dirinya di sembah. Jika Malaikat Allah adalah teofani atau perwujudan Tuhan dalam bentuk Malaikat, sudah pasti semua orang yang ditemuinya akan sujud sebagai bentuk pemujaan. Tetapi saya melihat, tidak semua orang yang di datangi oleh Malaikat Allah kemudian bersujud kepadanya.

Kafir Kristen pemuja Yesus juga mengatakan bahwa Malaikat Tuhan di sebut Tuhan oleh orang yang dijumpainya. Anggapan mereka ini dijadikan dalih pembenar bahwa Malaikat Allah yang banyak di sebut dalam Bible adalah teofani Allah atau perwujudan Allah dalam bentuk Malaikat. Sebagai contoh ada pada Kejadian 16:13, tertulis demikian, “Dan wanita itu (Hagar) memanggil Nama TUHAN yang telah berfirman kepadanya, "Engkaulah El-Roi," karena dia berkata, "Seandainya di sini aku telah melihat di belakang yang melihat aku". Benar atau salah dalam memahami ayat tersebut sangat ditentukan atau tergantung pada cara pandang kita terhadap “siapa” Malaikat Allah yang menemui Hagar. Jika anda memandang Malaikat Allah yang mendatangi Hagar hanyalah Malaikat yang bertugas menyampaikan firman Allah, maka sebutan El-Roi pada ayat tersebut tentu kembali atau tertuju kepada Tuhan yang berfirman melalui perantara Malaikat Allah tersebut, dan ini adalah pemahaman yang benar.  Sedangkan jika anda menganggap Malaikat Allah yang mendatangi Hagar adalah Allah dengan teofaninya sebagai Malaikat, maka anda akan berkesimpulan bahwa El-Roi  pada ayat tersebut kembali atau tertuju kepada Malaikat Allah sendiri, dan inilah pendapat yang salah.  

Penjelasan serta kutipan beberapa ayat-ayat Bible di atas, saya rasa telah cukup membuktikan bahwa doktrin Teofani Allah dalam agama Kristen adalah doktrin sesat. Doktrin Teofani Allah dalam agama Kristen bukan hanya bertentangan dengan akal sehat, namun ternyata bertentangan juga dengan ayat-ayat Bible. Mungkin jika Tuhan dapat berteofani atau menampakkan diri dalam wujud Malaikat, manusia atau dalam wujud benda mati, seharusnya Tuhan tidak perlu repot-repot mengutus sekian banyak Nabi-nabi untuk menyampaikan firman-Nya kepada umat manusia. Tuhan juga tidak perlu sampai harus menurunkan kitab suci sebagai pedoman hidup umat manusia. jika Tuhan dapat berteofani, Dia harusnya hanya cukup berteofani atau menampakkan diri sebagai seorang Malaikat, manusia, atau benda mati untuk menyampaikan firman-Nya kepada manusia, tak perlu sampai harus mengutus para Nabi atau menurunkan kitab suci.

Subscribe to receive free email updates:

10 Responses to "Teofani Allah"

  1. Ini buktinya bahwa anda memakai dalil agama anda untuk menilai dan menghakimi agama lain, lalu menyhimpulkan dengan semau anda sendiri, ya beginilah jadinya kacau balau. Ingat saja iman Kristen dan agama Islam, itu berbeda, tidak bisa memaksakan kehendak anda untuk menyalahkan iman Kristen, kami punya dasar sendiri tentu bisa di kaji dan di pahami, jika anda tidak paham jangan komentar itu menyesatkan banyak orang laen yang tidak mengerti iman Kristen.

    BalasHapus
  2. Apakah yang nulis ini pernah berjumpa dengan Malaikat TUHAN? apa yang nulis ini tahu kalau kata TUHAN (YAHWEH) adalah nama suci yang tidak boleh disebut secara sembarangan oleh orang Israel, Apakah penulis memahami terjamahan asli ALKITAB dalam bahasa IBRANI dan YUNANI. YANG PERLU ANDA TAHU, tidak ada kata yang cocok yang dapat mengartikan kata Malaikat TUHAN dalam BAHASA INDONESIA, SEBELUM ANDA MEMBUAT POSTINGAN INI, ALANGKAH BAIKNYA ANDA UNTUK BELAJAR BAHASA IBRANI KUNO DAN MENERJEMAHKAN ALKITAB PERJANJIAN LAMA BAHASA IBRANI KUNO (bukan bahasa ibrani modern) TERIMAKASIH

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kata YAHWEH sebagai pengucapan dari aksara Ibrani יהוה itu sebenanya salah-kaprah. Bisa baca di sini http://www.sarapanpagi.org/apakah-yahweh-nama-tuhan-yang-paling-sahih-vt1710.html

      Hapus
    2. Anda harus belajar sejarah dulu bahwa ibrani kuno memang tidak ada huruf vokalnya, semuanya konsonan. Ditambah zaman dahulu tulis menulis bukanlah hal yang lazim, jadi mereka (israel) berbicara (dengan mulut) menggunakan huruf vokal, dan mereka menulis dengan tanpa huruf konsonan( jangan dibandingkan dengan zaman sekarang), karena kebutuhan menulis bukanlah suatu kebutuhan.

      Anda tahu bahwa bahasa ibrani kuno sudah punah? (dalam artian hanya golongan ulama yang pintar saja yang mengusasinya)?

      Baca sejarah ibrani kuno dan ibrani modern dulu sebelum komentar

      Hapus
  3. Saya tegaskan kepada kalian wahai umat kristiani. Tdaklah kalian patut menyebut Allah dalam persepsi ketuhanan kalian karena dzat Allah tidak pantas disifati dengan sifat yang tidak seharusnya dzat Allah peroleh sebagaimana akidah agama kalian mengimaninya. Apakah pantas dzat Allah memiliki keserupaan dengan makhluknya dengan berganti kepribadian menjadi anak dalam wujud kristus? Sangat tidak pantas. Doktrin trinitas kalian menajisi dzat Allah maka jangan pernah sekali2 menggunakan nama Allah dalam persepsi ketuhanan kalian. Allah itu esa dan ahad. Bukan esa tapi punya 3 kepribadian. Kecamkan itu atau Allah akan menurunkan adzabnya kepada kalian dengan sesuatu yang akan membuat kalian sengsara seumur hidup.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anda tidak paham karena memakai kacamata agama anda untuk memahami Trinitas, maka hasilnya anda mengira kami menyambah tiga Allah, dan itu salah total. Trinitas bukan tiga Allah, tetapi Dalam hakekat ALLAH yang Esa itu berdiam sejak kekal FirmanNya dan Roh Nya yang tidak dapat dipisahkan tapi dapat di bedakan.

      Dengan FirmanNya Allah menciptakan segala sesuatu, dengan RohNya ia memberi kehidupan kepada ciptaanNya, jadi ketrinitasan itu wajar bagi ALLAH yang Esa.

      Sebelum anda menilai iman Kristen anda pelajari dulu, jgn mulai dengan prasangka itu tidak fair, karena kami memiliki dasar iman sendiri yang kita imani dan amini.

      Hapus
    2. Saya sering mendengar orang Kristen mengatakan bahwa Tritunggal atau Trinitas bukan berarti ada tiga Allah, tetapi satu Allah yang terdiri dari tiga Pribadi. Saya menganggap pernyataan itu sebagai bentuk penyangkalan saja. Jelas sekali dalam ajaran Kristen, Tuhan memiliki tiga oknum yang sehakikat, yang ketiganya memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda. Bapa, Putera dan Roh Kudus, mereka mempercayai ketiganya adalah Allah. Tuhan Kristen yang terdiri dari tiga oknum, tidak dapat disebut dengan Tuhan yang Esa.

      Hapus
    3. Anda gk tau apa2 ttng iman kristen, cuma sok tau ,sok paham ,dan sok paling benar,

      Hapus
  4. Iman kau itu adalah buatan manusia, unitarianisme, monoteisme, sama seperti dewa aton dan dewa pagan lain yang monoteis, makanya sangat logis bagi ukuran manusia. Tapi iman kami adalah wahyu Ilahi, oleh karena itu manusia menceritakan berdasarkan apa yang diwahyukan baik pengertian, ilham maupun penglihatan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yesus mengajarkan monoteisme, trinitas ajaran Kristen muncul dari mana???

      Hapus

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik; menjawab atau menyanggah isi postingan. Komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.