Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Standar Ajaran Yang Salah

Dalam Injil Perjanjian Baru, Yesus menghimbau murid-muridnya agar selalu waspada dengan Nabi-nabi palsu yang menyamar seperti domba. Untuk dapat mengenalinya, Yesus berkata agar melihat si Nabi palsu itu dengan melihat buahnya. Karena menurut Yesus pohon yang baik pasti akan menghasilkan buah yang baik dan pohon yang tidak baik pasti menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik menghasilkan buah yang tidak baik dan tidak mungkin pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang baik. Perumpamaan Yesus tentang pohon yang baik dan pohon yang tidak baik sepertinya kurang tepat. Karena dalam kenyataan, pohon yang baik tidak selalu menghasilkan buah yang baik. Misalnya pohon jambu, sebaik apa pun pohon, dari sekian banyak buah yang dihasilkannya, pasti di antaranya ada buah-buah yang busuk. Demikian juga dengan manusia. Walaupun ajaran agama yang di anutnya baik, tetapi perbuatan atau akhlak manusianya tidak mungkin bisa baik semua, pasti ada sebagian yang memiliki perbuatan atau akhlak yang tidak baik. Ada pula manusia yang pada hakikatnya adalah jahat, tetapi demi mencapai sesuatu yang menjadi tujuannya, ia menutupi tujuan jahatnya dengan perbuatan-perbuatan baik agar orang lain tidak menaruh curiga padanya. Menyamar menjadi domba padahal dia adalah serigala yang buas.

Dalam Injil karangan Matius Yesus berkata bahwa untuk mengenali Nabi palsu harus dilihat buahnya. Menurut Yesus pohon yang baik pasti akan menghasilkan buah yang baik dan pohon yang tidak baik pasti akan menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik menghasilkan buah yang tidak baik dan tidak mungkin pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang baik. Padahal, pada ayat sebelumnya Yesus telah berkata bahwa Nabi palsu itu akan datang dengan menyamar seperti domba. Jika Nabi palsu itu menyamar seperti domba, maka tidak akan ada yang tahu kalau dia itu sebenarnya serigala yang buas, dia akan memperlihatkan buah-buah yang baik, sehingga orang-orang tidak akan menaruh curiga. Jadi perumpamaan Yesus tentang pohon dan buah yang baik dan tidak baik, terkesan menjadi ungkapan yang sia-sia dan tidak banyak berguna, sebab mana ada orang jahat yang menampakkan niat jahatnya kepada calon korbannya. Lebih dari itu, perumpamaan Yesus tentang pohon dan buah yang baik dan tidak baik itu telah dijadikan standar benar atau salahnya sebuah ajaran agama oleh kafir Kristen pemuja Yesus. Ajaran agama yang mereka serang dengan perumpamaan ini bukanlah Hindu atau Budha, melainkan agama Islam. Mereka menonjolkan orang-orang Islam yang kebetulan memiliki akhlak yang tercela dan menyebut perbuatan tercela tersebut sebagai buah dari pohon agama yang tidak baik. Sementara untuk membenarkan ajaran agamanya sendiri,  kafir Kristen pemuja Yesus menonjolkan saudara-saudara mereka yang memiliki perilaku baik terhadap sesama. Mereka menyebut perilaku baik yang ditunjukkan oleh orang-orang Kristen tersebut adalah buah dari pohon agama yang baik.

Perbuatan seseorang terhadap sesamanya tidak mungkin dapat dijadikan standar dalam menilai benar atau salah ajaran sebuah agama. Ini dapat dengan mudah dipahami, karena tidak semua penganut agama yang dapat menjalankan ajaran agamanya dengan baik. Seandainya dipaksakan, maka semua agama di dunia ini masuk dalam kategori agama yang salah, tak terkecuali agama Kristen itu sendiri. Jika yang melakukan kejahatan dan perbuatan tercela adalah orang biasa dari agama Kristen, mungkin orang lain masih bisa maklum dan berkata bahwa itu mungkin disebabkan karena yang bersangkutan belum mengenal kasih yang sebenarnya. Tetapi kejahatan dan perbuatan tercela tersebut bahkan ternyata juga dapat dilakukan oleh seorang Paus yang dalam keyakinan Katolik di anggap sebagai wakil Kristus di dunia. Tidak banyak orang Kristen yang tahu, namun sejarah telah mencatat betapa bejatnya perbuatan sebagian para wakil Kristus ini sewaktu mereka hidup. Sekali lagi ini membuktikan kepada kita bahwa perbuatan baik atau buruknya seseorang tidak dapat dijadikan standar benar atau salahnya ajaran sebuah agama. Jika telah terbukti benar dan salahnya sebuah ajaran agama tidak dapat dilihat dari perbuatan manusianya, lalu bagaimana dengan perumpamaan Yesus tentang pohon dan buah yang baik dan tidak baik di atas. Injil di percaya sebagai firman Tuhan. Di tulis oleh orang-orang yang di percaya sebagai murid-murid Yesus. Jika Injil adalah firman Tuhan, maka isinya harus mutlak benar sampai dengan bagian yang terkecil. Kesalahan sekecil apa pun dalam Injil tidak dapat di terima. Perumpamaan Yesus dalam Matius 7:16 tentang pohon dan buah yang baik dan tidak baik ternyata menimbulkan persoalan yang cukup serius. Yesus yang berkeinginan memperingatkan murid-muridnya akan datangnya nabi-nabi palsu setelah dirinya, ternyata tidak mampu dengan tepat menggambarkan ciri atau tanda dari nabi palsu yang dimaksud.

Menjadikan perumpamaan Yesus tentang pohon dan buah yang baik dan tidak baik sebagai standar benar dan salahnya ajaran agama, justru berpotensi terabaikannya ajaran agama yang benar-benar berasal dari Tuhan dan diterimanya ajaran agama yang berasal dari seorang penyesat. Hal ini sudah pernah terjadi di kehidupan kekristenan dua ribu tahun yang lalu. Ketika seorang penganiaya pengikut Yesus mengaku bertaubat, dia diterima dengan baik. Banyak orang Kristen dan tak terkecuali murid-murid Yesus yang menaruh curiga akan motivasi tersembunyi yang mungkin ada. Karena dia memperlihatkan buah-buah yang baik di hadapan mereka, terlihat kehidupannya penuh dengan kesucian dan bahkan bermukjizat. Padahal dia datang tidak lain untuk menyesatkan pengikut-pengikut Yesus yang setia dengan ajaran-ajarannya. Menggeser penyembahan orang-orang Kristen kepada Allah yang benar, menjadi pemujaan kepada makhluk-Nya yang fana. Rencana penyesatan ini berhasil dengan sangat gemilang. Banyak pengikut Yesus yang kemudian tersesat dan hanya sebagian kecil saja dari mereka yang selamat. Bukan hanya dari golongan awam saja yang tersesat, namun juga orang-orang yang termasuk pilihan dan murid-murid Yesus sendiri.   


Semua agama mengajarkan untuk berbuat baik terhadap sesamanya, tetapi tidak semua dari agama-agama tersebut yang benar. Manusia beragama bukan supaya dapat berbuat baik kepada sesamanya, sebab manusia sudah dapat berbuat baik meskipun dia tidak beragama. Manusia beragama adalah untuk dapat dibenarkan kehidupannya oleh Tuhan, bukan hanya agar di anggap baik oleh manusia lainnya. Untuk dapat dibenarkan kehidupannya oleh Tuhan, kita harus hidup menurut kemauan Tuhan melalui hukum-hukumnya. Semua agama mungkin mengajarkan kebaikan, tetapi tidak semua agama mengajarkan kebenaran. Islam menjadi agama satu-satunya yang mengajarkan kebenaran, karena dalam Islam, anda tidak dituntut hanya untuk berbuat baik kepada sesama, tetapi juga dituntut untuk berbuat baik kepada Tuhan, yaitu dengan cara memurnikan niat dan tujuan ibadah hanya kepada Allah semata.

Subscribe to receive free email updates:

3 Responses to "Standar Ajaran Yang Salah"

  1. Waduh, agak keras juga nih boss tulisannya.

    BalasHapus
  2. Mempelajari agama sendiri lbh berguna drpd ngomongin agama arg yg bg sy, maaf nggak nalar babar blass tuhannya dan kitab agamanya bikin pusing, bahasanya sulit dipahami walaupun berbahasa indonesia dan mana sih bahasa aslinya kok tdk ada seperti Al Qur'an (lengkap dg bhs aslinya). Kalau ada yg bisa bantu atau memilikinya, tolong dong sy ditunjukin dan apa ada yg jual?

    BalasHapus
  3. Setuju banget dgn artikel ini... poinnya kita ga bs menggeneralisir sesuatu. Perumpaan yesus ini sangat sangat tidak tepat. Kaum kafir pemuja yesus selalu menggunakan ini utk menyerang islam, tetapi mereka keberatan menggunakan ayat ini utk menyerang keyakinan mereka sendiri thd oknum kristen yg bejat. Mereka menggunakan standar ganda dalam menilai seseorang. Dasar domba dimana mana sama saja.

    BalasHapus

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik; menjawab atau menyanggah isi postingan. Komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.